kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen investor Indonesia merosot


Kamis, 14 November 2013 / 11:23 WIB
Sentimen investor Indonesia merosot
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan IHSG, Senin (9/5/2022). IHSG Pekan Depan Diramal Rebound, Analais Beri Rekomendasi Saham. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sentimen investasi di Indonesia merosot sepanjang kuartal III lalu, dibandingkan periode tiga bulanan sebelumnya. Manulife Financial Indonesia mencatat, indeks sentimen investor Tanah Air turun hampir setengahnya menjadi 38 dari 60.

Penurunan terbesar adalah sentimen investasi di saham dan reksadana, yang memasuki area negatif. Keduanya bernilai -20 dan -14.

"Temuan survei menggarisbawahi, kekhawatiran investor di wilayah ini akan keadaan ekonomi, pasar, dan lapangan kerja," kata Robert A. Cook, Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Manulife Financial untuk wilayah Asia. Beberapa tantangan ekonomi antara lain kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga barang, dan kenaikan bunga acuan.

Alhasil, investor tidak mencari instrumen yang berisiko dan hanya mengharapkan hasil investasi yang aman dan stabil. "Dana tunai menjadi pilihan utama dana Indonesia," kata Putut Endro Andanawarih, Direktur Pengembangan Bsinis PT Manulife Aset Manajemen.

Ini terlihat dari porsi dana tunai dan deposito dalam portofolio kocek investor meningkat tajam menjadi 48% dari sebelumnya 28%. "Apalagi, perbankan berebut dana nasabah dan menawarkan kenaikan bunga simpanan di periode semester kedua ini," kata Putut.

Meski begitu, survei bertajuk Manulife Investor Sentiment Index (MISI) ini justru mencatat, para investor lebih kekurangan uang tunai. Sebanyak 64% responden merasa tidak memiliki dana tunai yang cukup.

Sebanyak 18% dana tunai digunakan untuk membayar kebutuhan sehari-hari dan biaya tidak terduga. Porsi yang sama dialokasikan untuk pendidikan anak.

Selanjutnya, 17% untuk simpanan masa pensiun. Sisanya disimpan untuk biaya pengobatan masa depan, membeli rumah, dan kebutuhan besar lainnya.
"Ini memperlihatkan sebagian besar dana investor yang ditujukan untuk jangka menengah panjang ditempatkan di deposito," kata Putut. Meski khawatir dengan masa depan, investor terlihat mencari investor berisiko relatif rendah.

Dengan kegiatan keuangan ini, responden yang yakin bisa mencapai masa depan keuangan sesuai tujuan hanya 51%. Porsi responden yang optimis turun dibanding kuartal I yang sebesar 70% dan kuartal kedua sebesar 64%.

MISI adalah survei yang dilakukan Manulife pada 500 responden kelas menengah. Klasifikasi investasi dana tunai atau tabungan, rumah, properti lain, investasi pendapatan tetap, reksadana, dan saham. Survei di Indonesia dilakukan di Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×