Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat keluar dari level 6.000. Padahal, angka tersebut digadang-gadang sebagai support kuat.
Analis Erdhika Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro menjelaskan bahwa secara jangka pendek, indeks nampak menguji level support psikologisnya yaitu di level 6.000. Hal ini dikarenakan sentimen dari global yang masih berdampak negatif terhadap bursa di Indonesia, yaitu kebijakan tapering dari The Fed yang direncanakan akan dilakukan tahun ini.
Lalu, adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan tumbuh 5,5% yang sebelumnya diproyeksikan akan bisa tumbuh di angka 9%. Namun, Hendri menilai kekhawatiran tapering yang mengakibatkan pasar terkoreksi kemarin sudah mulai dicermati para pelaku pasar karena fenomena tapering ini tidak akan disertai oleh tantrum, seperti pada 2013 maupun 2008.
Pasalnya, kondisi pasar modal Indonesia saat ini sangat berbeda ditandai dengan penurunan tingkat kepemilikan investor asing di pasar saham dan surat utang negara. "Sehingga hal ini mulai memunculkan spekulasi dan optimisme pada pasar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/8).
Baca Juga: IHSG sempat turun ke bawah 6.000, begini kata analis
Oleh sebab itu, secara jangka pendek ia menilai indeks masih akan bergerak volatile dengan support di level 5.930 dan level 5.860. Namun secara jangka menengah, pihaknya masih optimis dengan target resistance 6.170 - 6.252 dalam periode setahun ini.
Hendri juga menilai, dengan kondisi tersebut aksi profit taking masih mungkin terjadi. Namun, ia melihat aksi profit taking itu sudah diantisipasi oleh pasar, sehingga apabila terjadi, aksi profit taking itu terjadi secara wajar dan sehat, tidak akan menekan pasar terlalu dalam.
Sampai akhir tahun sendiri, Erdhika Elit Sekuritas memproyeksikan IHSG masih akan bergerak pada tren penguatan, kendati tren penguatannya tidak akan sebesar estimasi semester 1. Hal itu dikarenakan adanya proyeksi pertumbuhan kuartal III yang tidak seimpresif semester sebelumnya akibat adanya PPKM yang menekan pertumbuhan ekonomi dan tekanan akan sentimen tapering.
"IHSG diperkirakan hingga akhir tahun akan bergerak menguat dengan target resistance 6.350-6.420," sebutnya.
Baca Juga: IHSG melemah 1,77% dalam sepekan, ini sentimen yang mempengaruhi
Nah, ke depannya Hendri menilai ada beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Pertama, pergerakan IHSG akan bergantung pada seberapa cepat tingkat keterjangkitan Covid-19 dapat ditekan dan seberapa cepat vaksinasi dapat menjangkau mayoritas masyarakat.
Kedua, penanganan peningkatan kasus Covid-19 yang apabila teratasi dengan baik, maka IHSG akan merespon hal tersebut dikarenakan adanya ekspektasi pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kekhawatiran tapering mengakibatkan pasar akan tertekan.
Keempat, proyeksi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pada kuartal III pertumbuhan akan tidak seimpresif periode sebelumnya dikarenakan PPKM. "Namun apabila perekonomian masih dapat bertumbuh di tengah masa ketidakpastian ini pasar akan terapresiasi, tetapi demikian juga sebaliknya," pungkasnya.
Selanjutnya: IHSG berhasil menguat 0,64% ke 6.030 pada akhir perdagangan Jumat (20/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News