kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Sentimen eksternal sedikit membaik, persepsi risiko Indonesia menurun


Minggu, 16 Juni 2019 / 16:43 WIB
Sentimen eksternal sedikit membaik, persepsi risiko Indonesia menurun


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko investasi Indonesia perlahan mulai menunjukkan perbaikan memasuki bulan Juni. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan angka Credit Default Swap (CDS) atau indeks persepsi risiko investasi.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (14/6) lalu CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 102,84. Angka tersebut sebenarnya meningkat bila dibandingkan sehari sebelumnya di level 102,34. Namun, nilai CDS tenor 5 tahun terkini memperlihatkan tren penurunan jika dihitung dari akhir Mei 2019 lalu yang berada di level 114,31.

Setali tiga uang, CDS tenor 10 tahun milik Indonesia juga turun dari level 187,00 pada 31 Mei 2019 menjadi 170,05 pada Kamis (13/6) lalu.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menilai, ketidakpastian global sebenarnya masih ada seiring potensi perlambatan ekonomi AS dan China akibat perang dagang antara kedua negara tersebut.

Namun, di sisi lain, tekanan untuk sementara sedikit mereda karena potensi perlambatan ekonomi global justru kian memperkuat indikasi penurunan suku bunga acuan AS oleh The Federal Reserves. Hal ini tentu menguntungkan bagi pasar keuangan di negara-negara emerging market.

Jika diperhatikan, bukan Indonesia saja yang merasakan tren penurunan CDS. Negara kawasan Asia lainnya seperti India juga mengalami penurunan CDS tenor 5 tahun dari level 81,41 pada akhir Mei lalu menjadi 79,74 pada Kamis (13/6).

Khusus di Indonesia, penurunan CDS juga didukung oleh kenaikan peringkat utang dari BBB- menjadi BBB oleh Standard & Poor's.

Fikri menambahkan, penurunan CDS turut membantu perbaikan pasar obligasi dalam negeri. “Spread yield AS dan Indonesia juga menipis akibat penurunan yield SUN,” ujar dia, Jumat (14/6).

Tak hanya itu, tren CDS Indonesia yang menurun juga diyakini akan membuat minat investor asing untuk masuk ke pasar obligasi domestik kembali meningkat.

Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, nilai kepemilikan asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) perlahan bertambah Rp 2,87 triliun menjadi Rp 952,43 triliun pada Kamis (13/6) lalu.

Pengamat pasar modal, Anil Kumar menyampaikan, investor obligasi yang sudah berada di pasar dapat mulai melakukan aksi ambil untung mengingat harga SUN mulai membaik di tengah penurunan CDS Indonesia.

Di sisi lain, investor yang belum mengambil posisi beli ada baiknya sedikit bersabar lantaran ancaman ketidakpastian global masih bisa muncul dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×