Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi lanjut melemah pada perdagangan Senin (21/11). Adapun pada Jumat (18/11), rupiah melemah 0,14% ke level Rp 15.684 per dolar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, sentimen eksternal masih akan dominan menekan pergerakan rupiah. Sebut saja konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang terus bergulir dan kebijakan bank sentral AS The Fed yang masih akan tetap menaikkan suku bunga acuannya.
Kondisi ini membuat pelaku pasar lebih memilih safe haven assets, termasuk dolar AS. Hal ini tercermin dari indeks dolar yang berada di level 107, mengindikasikan penguatan dolar AS masih terus berlanjut terhadap mata uang utama global.
"Terlebih lagi, pada pekan depan, sentimen dari domestik tergolong minim, sebab data ekonomi sudah banyak dirilis pada pekan lalu," kata Reny saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (20/11).
Baca Juga: Rupiah Masih Loyo Kendati Suku Bunga BI Naik, Ini Kata Ekonom
Analis DCFX Futures Lukman Leong bahkan memperkirakan, sentimen dari dalam negeri akan cenderung negatif ke depannya. Hal ini sejalan dengan kekhawatiran pasar terhadap adanya potensi perlambatan ekonomi.
"Sementara dari eksternal, menjelang risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), kurs USD berpotensi rebound," ucap Lukman.
Lukman memperkirakan, nilai tukar rupiah masih akan melemah dalam kisaran Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.750 per dolar AS pada perdagangan Senin (21/11). Tak jauh berbeda, Reny memprediksi pergerakan rupiah akan melemah dengan rentang Rp 15.632 per dolar AS-Rp 15.705 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News