Reporter: Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah mulai menunjukkan penguatan. Kemarin, pasangan USD/IDR di pasar spot turun 0,64% ke 9.664. Sedangkan berdasar kurs tengah BI, dollar AS melemah 0,27% ke Rp 9.673.
Head of Research Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti menilai, USD/IDR melemah akibat data unemployment rate AS sebesar 7,9%. Angka ini lebih lebih tinggi dari perkiraan analis 7,8%. Sementara data nonfarm payrolls juga hanya 157.000. Lebih rendah dari sebelumnya 196.000.
Pelaku pasar berspekulasi The Fed akan melanjutkan stimulus. Sehingga pelaku pasar memilih membeli aset berisiko. “Rupiah salah satu aset berisiko diuntungkan dengan kondisi ini,” ujar Nurul, Senin (4/2).
Analis Monex Investindo Futures, Daru Wibisono berpendapat, di dalam negeri sendiri belum ada data yang mampu mendukung rupiah menguat. Saat ini, faktor eksternal lebih dominan menentukan pergerakan rupiah.
Apalagi, pada awal tahun, iklim investasi belum menggeliat. “Kalaupun rupiah menguat, mungkin hanya 5 sampai 10 poin saja,” ungkap Daru.
Karena itu, Daru memperkirakan, USD/IDR berpotensi melemah di 9.600-9.750. Proyeksi Nurul, USD/IDR akan menguat di 9.650-9.725.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News