kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sentimen eksternal dan internal menekan IHSG, begini proyeksinya ke depan


Rabu, 19 Mei 2021 / 19:49 WIB
Sentimen eksternal dan internal menekan IHSG, begini proyeksinya ke depan
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Saham Gabungan (IHSG) masih kurang  berstamina. Pada Rabu (19/5), IHSG melemah 1,27% ke level 5.760,584. Pelemahan IHSG dipicu oleh sentimen eksternal dan internal.

Analis Phillip Sekurits Indonesia Dustin  Dana Pramitha menilai, proyeksi sentimen awal tahun memang cukup berbeda dengan kondisi saat ini. Amerika Serikat sendiri sudah semakin nyata menghadapi ancaman inflasi yang semakin meningkat.

Ditambah lagi, sebenarnya India sudah bisa mengurangi angka Covid-19 bahkan sudah memproduksi vaksin yang cukup banyak. Akan tetapi, stok vaksin di India menipis setelah gelombang besar Covid-19 yang diikuti lonjakan kasus dan kematian.

“Jadi buat investor yang awalnya sudah berkurang kekhawatiran nya tentang Covid-19, sekarang timbul lagi,” terang Dustin.

Baca Juga: IHSG terus tertekan, berikut sentimen pemicunya

Indonesia juga masih berkutat mengatasi  kasus Covid19 di tanah air. Belum lagi, perekonomian yang masih cenderung datar (flat).

“Tekanan dari gambaran inflasi AS + Covid di Regional Asia menjadi sentimen besar dan melemahkan indeks,” sambung dia.

Ke depan, Phillip Sekuritas menilai sentimen besar masih berasal dari perkembangan Covid-19 dan menunggu rilis pidato The Fed yang dijadwalkan digelar Kamis pagi. Selain itu, pasar juga perlu mencermati realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021, apakah sudah optimal atau realisasi nya lebih rendah dari rencana.

Sebab di dalam anggaran tersebut terdapat anggaran yang dirasa cukup mampu mendongkrak ekonomi Indonesia di tahun ini.

Pasar juga perlu melihat realisasi kebijakan UU Cipta Kerja yang diharapkan dapat menarik perusahaan asing ke Indonesia dan harapan nya dapat menambah lapangan pekerjaan.

Untuk tahun ini, jika melihat dari base case yang disusun oleh tim riset Phillip Sekuritas Indonesia, IHSG berpotensi mencapai level 6.820, yang mencerminkan pertumbuhan EPS sebesar 30% dan P/E sebesar 17,4 kali.

Selanjutnya: IHSG melorot 1,27% ke 5.760 pada perdagangan Rabu (19/5), asing lepas AMRT, BMRI,BBRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×