Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan Federal Reserve Open Markets Committee (FOMC) yang berlangsung tengah pekan ini diprediksi masih menjadi katalis utama bagi pergerakan rupiah pada Rabu (28/7).
Senior economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan, investor masih akan menunggu hingga Rabu malam atau Kamis (29/7) pagi untuk melihat bagaimana hasil pertemuan tersebut.
“Tentunya ini akan berpengaruh terhadap dolar Amerika Serikat (AS) itu sendiri, dan nanti juga akan berpengaruh ke rupiah,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (27/7).
Selain dari penantian pasar terhadap FOMC, sentimen dari Bank of Japan (BOJ) yang mendorong green economy, dan juga adanya tensi geopolitik yang naik antara AS dan China juga bisa menjadi penggerak mata uang di kawasan, tak terkecuali rupiah.
Baca Juga: Ini katalis yang buat rupiah spot melemah ke Rp 14.493 per dolar AS pada hari ini
Dari internal, Fikri melihat masih belum ada data yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah dalam waktu dekat. Akan tetapi, menurut dia, hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang hasilnya baik bisa memberikan dampak positif untuk nilai tukar mata uang Garuda ini.
Asal tahu saja, penawaran yang masuk dalam lelang sukuk yang digelar hari ini mencapai Rp 56,69 triliun. Ini menjadi penawaran tertinggi bagi lelang sukuk di tahun ini.
“Hal itu menandakan likuiditas dari dalam negeri masih cukup baik,” ujar Fikri.
Lebih lanjut, dia bilang, pergerakan rupiah masih akan bergerak sideway pada perdagangan besok. Fikri pun memprediksi, mata uang Garuda ini kembali melemah dan bergerak dalam kisaran Rp 14.400 per dolar AS – Rp 14.600 per dolar AS.
Sekedar mengingatkan, rupiah spot ditutup melemah 0,07% ke level Rp 14.493 per dolar AS pada hari ini (27/7). Sedangkan untuk kurs Jisdor menguat 0,03% ke level Rp 14.489 per dolar AS.
Selanjutnya: Indeks PEFINDO25 dirombak, 10 saham ini terdepak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News