kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,21   13,90   1.53%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempatkan melirik lima topik penting berikut


Jumat, 14 Februari 2014 / 07:03 WIB
Sempatkan melirik lima topik penting berikut
ILUSTRASI. Reguler Season MPL Segera Berakhir, akankan Evos Legends lolos?


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang harus disimak hari ini:

- Agen penjual mengalap berkah Sukri

 Tertarik berinvestasi di surat berharga syariah negara khusus investor ritel alias sukuk ritel (sukri)? Mulai hari ini (14/2), pemerintah resmi menawarkan instrumen bertajuk SR 006 ini. Masa penawaran akan berlangsung dua pekan hingga 28 Februari 2014.

Pemerintah kemungkinan membidik Rp 15 triliun-Rp 20 triliun dari penjualan SR 006. Imbalan atau kupon yang ditawarkan lumayan, lo, sebesar 8,75% per tahun.

Nah, jika ingin berinvestasi SR 006, Anda bisa mendatangi salah satu dari 28 agen penjual yang telah ditunjuk pemerintah. Beberapa bank penjual SR006 antara lain adalah The Hong Kong and Shanghai Corp. Ltd (HSBC), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA)  (lihat tabel).

Untuk berinvestasi di instrumen investasi ini, investor harus merogoh kocek minimal Rp 5 juta dan  berlaku kelipatannya untuk pembelian di atasnya. Adapun batas maksimal pembelian sukri adalah Rp 5 miliar per investor.

Para agen penjual sudah menyiapkan sejumlah rencana agar bisa mencapai target yang dipatok pemerintah. Tengok saja Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Sekretaris Perusahaan BBRI, Muhammad Ali,  menyebutkan, pihaknya menargetkan penjualan SR 006 sesuai jatah dari pemerintah.

Sayang, ia belum mengungkapkan target tahun ini. Ia hanya menyatakan bahwa tahun lalu BBRI mampu menjual SR005 sebesar Rp 800 miliar atau sesuai target.

Demi menggaet investor, menurut Ali, BRI akan melakukan sosialisasi ke beberapa daerah yang potensial. Namun, ia enggan merinci daerah  yang dibidik.

Bank memang pantas mengejar target penjualan sukuk ritel ini. Sebab, dari penjualan produk ini, bank akan mendapatkan komisi serta pendapatan yang bersumber dari pendapatan nonbunga lainnya (fee based income).

Ali menambahkan, selain komisi dari jasa agen penjualan di pasar perdana,  "Kami juga bisa menawarkannya bagi existing nasabah BBRI," ujarnya.

BCA juga sudah siap-siap mengincar berkah serupa. Senior Manager BBCA, Tahir Saifudin, menyatakan, sama seperti perbankan lainnya, penjualan sukuk ritel ini bisa mempertebal pendapatan BCA. Selain itu, perusahaan ini juga mendapatkan komisi dari Kementerian Keuangan sebagai agen penjual.

- Simak penjelasan BI terkait penguatan rupiah

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menilai, membaiknya fundamental ekonomi Indonesia belakangan ini mulai berdampak positif bagi nilai tukar rupiah.

Agus mengungkapkan, secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada Januari 2014 tercatat Rp 12.075 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar mata uang Garuda itu melemah 0,7% lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan rata-rata rupiah pada Desember 2013 yang sebesar 3,74%.

Di Januari 2014, nilai tukar rupiah itu ditutup pada level Rp 12.210 per dolar AS, melemah 0,33% jika dibandingkan dengan Desember 2013, atau lebih kecil dari pelemahan pada Desember 2013 yang sebesar 1,71%.

"Dengan perkembangan ini, maka indeks nilai tukar rupiah riil efektif atau real effective exchange rate (REER) dengan tahun dasar 2006, tercatat 94,2%. Sehingga tingkat daya saing harga ekspor Indonesia relatif tinggi," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Kamis (13/2).

Lebih lanjut Agus bilang, ke depannya bank sentral Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

- Posisi rupiah

Di pasar spot kemarin, kamis (13/2), rupiah menunjukkan kebolehan dan berhasil menguat 0,89% menjadi Rp 11.980 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia turun 0,34% menjadi Rp 12.073.

- Posisi IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendarat di zona merah. Meski sempat naik menyentuh level 4.500, kemarin (13/2), IHSG ditutup turun 0,1% ke level 4.491,66. Koreksi terjadi seiring tekanan yang menerpa bursa kawasan Asia.

Kepala Riset Reliance Securities, Wilson Sofan menyebut, IHSG mengalami formasi double top. Indikator stochastic menunjukkan jenuh beli (overbought). "Sedangkan, bill william melambat untuk hari pertama," ujarnya.

Wilson bilang, keputusan Bank Indonesia (BI) menahan BI rate di level 7,5% menjadi sentimen baik bagi  pelaku bursa. Namun, investor masih wait and see, karena menunggu data klaim pengangguran penjualan ritel AS.

- Posisi Wall Street

Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS mencatatkan kenaikan semalam (13/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,6% ke level tertinggi sejak 22 Januari lalu di New York.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. salah satu di antaranya yakni Time Warner Cable yang naik 7%. Selain itu, ada pula saham CBS Corp dan Goddyear Tire & Rubber Co yang naik setidaknya 4,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×