Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak positif di sepanjang sesi I, namun, kinerja indeks sempat menurun menjelang akhir sesi II. Bahkan indeks sempat menyentuh level negatif.
Tapi akhirnya, indeks berhasil ditutup di zona positif meski hanya mencatatkan kenaikan tipis. Data RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks naik 0,03% menjadi 5.293,78.
Ada 135 saham yang menyokong kenaikan indeks. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 173 saham dan 112 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 32,305 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 7,846 triliun.
Sementara itu, lima sektor menghijau dan lima sektor lainnya memerah. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar yakni: sektor industri dasar naik 1,59%, sektor manufaktur naik 0,54%, dan sektor industri lain-lain naik 0,44%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers di antaranya: PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 3,74% menjadi Rp 9.025, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 3% menjadi Rp 2.750, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik 1,86% menjadi Rp 15.075.
Di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 8,03% menjadi Rp 1.260, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 4% menjadi Rp 600, dan PT Siloam International Tbk (SILO) turun 3,07% menjadi Rp 11.850.
Sore ini, investor asing membukukan penjualan bersih Rp 408,1 miliar di seluruh market. Sedangkan di pasar reguler, asing menorehkan penjualan bersih Rp 145,3 miliar.
Bursa Asia menghijau
Sementara itu, bursa Asia berada di zona hijau pada transaksi perdagangan hari ini (25/1). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 15.28 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific mendaki 0,4% menuju level penutupan tertinggi sejak 29 September lalu.
Sementara, indeks Topix Jepang melonjak 1,1% setelah tertekan selama dua hari terakhir. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,3%.
Adapun pergerakan sejumlah indeks acuan Asia lainnya: indeks Shanghai Composite naik 0,2%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,4%, dan indeks Sensex India naik 0,5% ke level tertinggi sejak November lalu.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,2%. Data menunjukkan, ekonomi Korea mencatatkan pertumbuhan paling lambat dalam setahun terakhir pada kuartal empat.
Bursa Asia bergerak menuju level penutupan tertinggi sejak September seiring aksi beli yang melanda pasar saham Jepang hingga India, setelah indeks S&P 500 ditutup pada level rekor.
Investor menjadi optimistis karena laporan kinerja emiten juga berhasil melampaui estimasi di tengah sinyal naiknya permintaan di seluruh global.
"Fakta bahwa perekonomian AS cukup kuat merupakan hal positif bagi ekonomi global. Dan saat ini, sentimen investor berkaitan erat akan harapan bahwa Presiden Trump akan mencoba sesuatu yang baru," papar Chihiro Ohta, senior strategist SMBC Nikko Securities Inc.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News