Reporter: Muhammad Julian, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) sejak penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) mulai terhenti. Kini, investor harus jual atau beli saham AADI?
Harga saham AADI sempat melesat tinggi setelah penawaran umum saham perdana atau IPO. Pada perdagangan Selasa 10 Desember 2024, harga saham AADI sempat menembus level Rp 11.000 per saham.
Namun mulai perdagangan Kamis 12 Desember 2024 terkoreksi pertama kali pasca IPO. Kemarin, harga saham AADI ditutup di level 9.200, turun 400 poin atau susut 4,17% dibandingkan sehari sebelumnya.
Meski demikian, harga saham AADI itu masih cuan besar dibandingkan saat IPO Rp 5.550 per saham.
Analis menilai saham AADI masih memiliki prospek cerah untuk masuk portofolio investasi para investor. Pasalnya, AADI memiliki fundamental yang bagus.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun, Ini Tanggal Merah, Cuti Bersama Desember 2024 & Libur Sekolah
Equity Analyst Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari mencemati dengan cadangan 917 juta ton dan sumber daya sebesar 4,1 miliar ton membuat AADI mampu mempertahankan produksi hingga 80 tahun ke depan.
Dengan fundamental yang kuat, Yoga menjabarkan ada beberapa katalis yang bakal mendorong prospek saham AADI. Pertama, peluang AADI menadah berkah dari kenaikan harga komoditas akibat tensi geopolitik secara global.
Kedua, AADI berpotensi masuk indeks MSCI mengikuti jejak ADRO yang sudah bergabung sejak 2009. Jika ini berhasil, AADI bisa menarik minat investor institusi dengan skala global.
Lebih lanjut, Sucor Sekuritas merekomendasikan beli AADI dengan target harga di Rp 30.100. Jika dibandingkan dengan harga Initial Public Offering (IPO), ada potensi kenaikan hingga 442%.
Pandangan serupa ihwal valuasi AADI juga disampaikan oleh Tim Analis Panin Sekuritas. Dalam risetnya yang dirilis 4 Desember 2024, Tim Analis Panin Sekuritas menulis bahwa AADI memiliki valuasi yang atraktif.
Sebab, dengan menghitung implied market cap AADI dengan menggabungkan antara porsi market cap IPO dan PUPS, didapati nilai Rp 46,5 triliun dengan annualized net income Rp 27,3 triliun, sehingga menghasilkan implied PE sebesar 1,7 kali di 2024. Ini lebih rendah dibanding PE rata-rata perusahaan sejenis yang berkisar 4,9 kali.
“Valuasi AADI yang menarik dengan PE lebih rendah dibandingkan peers memberikan daya tarik bagi investor,” Tulis Tim Analis Panin Sekuritas (4/12/2024).
Baca Juga: Cara Buat Paspor Secara online, Biaya Bikin Paspor Resmi Naik Mulai Desember 2024
Selanjutnya: Sinyal Seolah Bakal Naik Saham BBRI Patah Berkali-kali, Asing Masih Rajin Jualan
Menarik Dibaca: Ide Kado Natal Eco Friendly dan Ramah Lingkungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News