Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Awan kelabu masih menaungi industri semen nasional. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, total permintaan semen dalam negeri turun 7% menjadi 17,57 juta ton selama semester pertama tahun ini.
Kelesuan pasar semen domestik otomatis mempengaruhi penjualan produsen semen nasional seperti PT Semen Gresik Tbk (SMGR). Hingga paruh pertama tahun ini, penjualan semen SMGR di pasar domestik turun 3,37% menjadi 8,04 juta ton ketimbang periode yang sama 2008.
Angka penjualan tersebut sudah menghitung penjualan domestik seluruh anak usahanya, yakni PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. "Pada periode yang sama tahun lalu penjualan semen domestik SMGR mencapai 8,32 juta ton," kata Hubungan Investor SMGR Agung Wiharto, kemarin (22/7).
Secara keseluruhan, volume penjualan SMGR ke pasar domestik dan pasar ekspor selama enam bulan pertama tahun ini mencapai 8,40 juta ton. Jumlah tersebut sama saja turun 5,62% dari semester I-2009 sebanyak 8,90 juta ton.
Agung menjelaskan, permintaan semen di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Tengah menurun selama semester pertama 2009. Tapi, pada periode tersebut, penjualan semen di wilayah Jawa Timur masih bisa meningkat.
Di luar Jawa Timur, penjualan semen di luar Jawa seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua masih bisa tumbuh signifikan. Meski volume penjualan turun, "Wilayah pemasaran Semen Gresik masih tumbuh," kata Agung.
Analis Danareksa Sekuritas Chandra S. Pasaribu melihat permintaan semen di luar Jawa memang meningkat karena ekonomi di wilayah tersebut mulai menggeliat. Kenaikan harga komoditas selama tahun lalu mendorong pertumbuhan ekonomi Luar Jawa. "Mereka membelanjakan hasil komoditas yang diperoleh tahun lalu untuk berbagai proyek," ujarnya.
Namun lantaran harga saham SMGR sudah terlalu mahal, Chandra merekomendasikan jual saham ini dengan harga wajar Rp 4.500 per saham. Kemarin, harga saham SMGR Rp 5.300 per saham atau turun 4,5% ketimbang penutupan hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News