Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan kinerja pada semester I 2024. Pendapatan dan laba bersih perseroan kompak turun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Melansir laporan keuangan, ASII mencatatkan laba bersih sebesar Rp 15,85 triliun di semester I 2024. Ini turun 9,12% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 17,44 triliun.
Penurunan laba bersih ini bermula dari merosotnya pendapatan Rp 159,96 triliun di semester I 2024, turun 1,49% yoy dari Rp 162,39 triliun di periode sama tahun lalu.
Secara rinci, pendapatan ASII mayoritas disumbang oleh segmen otomotif sebesar Rp 65 triliun. Lalu, segmen alat berat dan pertambangan Rp 64,51 triliun, segmen jasa keuangan Rp 15,91 triliun, serta segmen agribisnis Rp 10,31 triliun.
Kemudian, segmen infrastruktur Rp 4,05 triliun, teknologi informasi Rp 1,28 triliun, dan segmen properti Rp 520 miliar. Pendapatan tersebut lalu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp 1,64 triliun.
Beban pokok ASII tercatat turun 1,10% yoy ke Rp 124,36 triliun di akhir Juni 2024. Alhasil, laba bruto menjadi Rp 35,6 triliun, turun 2,81% yoy.
Per 30 Juni 2024, total aset ASII sebesar Rp 466,01 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2023 sebesar Rp 445,67 triliun.
Liabilitas tercatat sebesar Rp 211,83 triliun, naik dari akhir 2023 sebesar Rp 195,26 triliun. Sementara, ekuitas ASII juga naik menjadi Rp 254,18 triliun, dibandingkan posisi Desember 2023 sebesar Rp 250,41 triliun.
ASII memiliki kas dan setara kas akhir periode Rp 53,11 triliun di akhir Juni 2024, naik dari periode sama tahun lalu sebesar Rp51,86 triliun.
Baca Juga: Saham ASII Menggusur BBNI di Posisi 10 Big Caps Menjelang Akhir Juli
Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, penjualan mobil dan sepeda motor masing-masing turun 17% dan 4%.
“Ini merefleksikan pelemahan pasar nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/7).
Kinerja bisnis pertambangan di semester I 2024 terdampak oleh pelemahan harga batu bara. Sementara, kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis jasa keuangan, agribisnis, serta infrastruktur dan logistik.
“Kinerja grup yang turun di paruh pertama tahun 2024 ini merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang lebih rendah,” paparnya.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, dengan bisnis yang terdiversifikasi, ASII optimistis kinerja untuk sisa tahun 2024 masih akan tetap resilien.
“Grup tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis kami,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News