Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis Turki diramlakan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengungkapkan, risiko krisis Turki akan berlangsung seperti krisis yang sudah-sudah seperti krisis Yunani, Zona Eropa dan krisis mata uang di negara lainnya.
"Impact-nya akan lumayan untuk Turki, dan akan kemana-mana (dampaknya) khusnya bagi negara yang punya surat utang Turki," jelas Aditya kepada Kontan.co.id, Senin (13/8).
Krisis Turki dinilai Aditya bakal memberikan multiplier effect hingga ke pasar uang dan obligasi. Kalau negara-negara yang terkait dengan Turki terkena dampak, maka ekonomi global diproyeksi bakal melambat. "Sekarang kita masih akan lihat dan menunggu apa yang akan dilakukan Turki atau wait and see terkait kondisi ini. Kita enggak bisa mengatakan Turki default atau krisis," ungkapnya.
Dia optismistis, ke depan pasti akan ada skenario dan strategi yang dilakukan Turki untuk meredam gejolak nilai tukar mata uangnya. "Bisa saja Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga sampai 10% hingga 12%. Jadi wait and see sementara waktu," ujarnya.
Di sisi lain, kondisi dalam negeri dinilai Aditya akan lebih suram meskipun angka pertumbuhan ekonomi tumbuh sesuai ekspektasi. Ini karena, daya beli konsumsi masyarakat belum sepenuhnya membaik.
"Kemarin ekonomi tumbuh lebih karena dampak sosial di mana ada gaji ke-13 dan tunjangan hari raya (THR). Tapi secara umum daya beli belum bagus," tuturnya.
Ditambah lagi, rilis data ekonomi yang sudah keluar seperti cadangan devisa dan CAD cukup mengagetkan, terutama karena defisit transaksi berjalan tembus level 3%. Selain itu, pasar juga tengah menunggu data neraca perdagangan dan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Agustus 2018.
"Data CAD mengagetkan justru ini akan membuat indeks berlangsung lebih agak lama. Kalau maslahnya fundamental ini efeknya agak menyita waktu, lagging-nya akan lebih lama untuk rebound," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News