Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) siap menggeber pembangunan pabrik baru Semen Baturaja II di Sumatera Selatan. Pabrik yang sempat tertunda itu bakal digarap mulai awal tahun depan dan diproyeksikan beroperasi pada 2018.
SMBR tengah mencari utang dari perbankan untuk menutup biaya investasi pabrik itu. Dana eksternal yang dicari sekitar Rp 700 miliar hingga Rp 800 miliar.
Zulfikri Subli, Sekretaris Perusahaan SMBR, mengatakan, nilai investasi pabrik ini Rp 2,9 triliun. Namun, nilai itu masih berdasarkan kurs Rp 11.500 per dollar Amerika Serikat (AS).
Dengan pelemahan rupiah sepanjang tahun ini, nilai investasi pabrik tersebut berpotensi membengkak. "Mungkin bisa di atas Rp 3 triliun, akan kami hitung lagi," jelas dia kepada KONTAN, Minggu (23/11).
Dari nilai investasi itu, SMBR sudah mengantongi dana Rp 2,2 triliun. Sebesar Rp 1,2 triliun berasal dari dana initial public offering (IPO) dan Rp 1 triliun dari kas internal. Sisanya Rp 700 miliar - Rp 800 miliar akan didanai dari pinjaman bank. Zulfikri mengatakan, pinjaman itu dijajaki sejak tahun ini, baik kepada perbankan swasta maupun BUMN.
Tapi, pinjaman bank bukan satu-satunya opsi. Perseroan ini juga mengkaji penerbitan obligasi. Namun, opsi pertama tetap pinjaman bank yang mudah diperoleh. SMBR akan tetap mencermati kondisi pasar, terlebih di era suku bunga tinggi seperti saat ini. "Pinjaman perbankan lebih mudah. Namun kami akan lihat pasarnya dulu," imbuh Zulfikri.
Nilai investasi pabrik SMBR semula Rp 2,5 triliun, kemudian naik menjadi Rp 2,9 triliun akibat pelemahan rupiah. Pabrik baru ini berkapasitas 1,85 juta ton per tahun. Dus, kapasitas total pabrik SMBR akan naik dari 2 juta ton menjadi 3,85 juta ton per tahun. "Kami tengah finalisasi kontrak. Tahun ini harapannya sudah groundbreaking," ujar Zulfikri.
Hingga September 2014, SMBR membukukan volume penjualan 853.089 ton, dengan harga jual rata-rata Rp 957.513 per ton. Alhasil, nilai penjualannya mencapai Rp 816,84 miliar. Penjualan itu hanya naik 2,7% dari tahun lalu. Adapun laba bersih SMBR senilai Rp 220,56 miliar, tumbuh 8,9% year-on-year (yoy).
Hingga akhir tahun ini, volume penjualan semen SMBR ditargetkan sebesar 1,31 juta ton atau meningkat 4% dari tahun lalu. Harga jual rata-rata diperkirakan sebesar Rp 957.425 per ton atau meningkat 3% dari 2013.
Dengan begitu, penjualan SMBR hingga akhir 2014 diperkirakan Rp 1,25 triliun, tumbuh 8% dari tahun lalu. Laba bersihnya diprediksi Rp 330 miliar atau naik 6% dari tahun lalu.
Manajemen SMBR belum menetapkan target tahun depan. Namun, Zulfikri bilang, volume penjualan diharapkan tumbuh menjadi 1,75 juta ton pada 2015.
Reza Nugraha, analis MNC Securities, menilai, emiten semen harus gencar menambah kapasitas. Sebab, kebutuhan semen akan meningkat dari 5% di 2014 menjadi 10%-15% pada 2016. "Pembangunan pabrik green field biasanya memakan waktu dua tahun, sehingga harus ekspansi dari sekarang," kata dia.
SMBR dinilai masih tertinggal dibandingkan emiten semen lain. Tapi, Reza menilai, SMBR punya ruang cukup untuk mengail pendanaan baru. Untuk 2015, Reza merekomendasikan buy SMBR dengan target Rp 450 per saham. Harga SMBR pekan lalu Rp 384 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News