Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pundi-pundi keuangan Unilever Indonesia Holding BV semakin menebal. Perusahaan ini meraup untung senilai Rp 3,54 triliun dari pembayaran dividen anak usahanya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Induk usaha UNVR itu, berbasis di Belanda.
Nilai dividen tadi setara 85% total dividen UNVR tahun 2011 yang mencapai Rp 4,16 triliun. Sisa dividen, Rp 620 miliar, menjadi jatah investor publik, yang menggenggam 15% saham UNVR.
Jika dihitung per saham, besaran dividen final 2011 tercatat Rp 546. Jumlah itu sudah termasuk dividen interim 2011 senilai Rp 296 per saham yang telah dibayarkan pada 31 Desember 2011. Mengacu ke harga penutupan UNVR, Selasa (29/5), yaitu Rp 21.100 per unit, maka imbal hasil dividen yang diterima investor 2,59%.
Jumlah dividen UNVR mencerminkan rasio pembayaran dividen 100% dari laba bersih 2011. "Kami sudah biasa mengalokasikan semua laba bersih untuk dividen, ini bentuk penghargaan bagi investor," kata Presiden Direktur UNVR, Maurits Lalisang, di Jakarta, Selasa (29/5).
Tumbuh konsisten
Kebijakan dividen didasarkan pada kinerja keuangan UNVR. Di 2011, UNVR meraih penjualan bersih Rp 23,47 triliun, naik 19,19% dari penjualan 2010. Segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh masih menjadi andalan dengan kontribusi penjualan Rp 17,19 triliun, naik 16,98% dari 2010.
Segmen makanan dan minuman menyumbang Rp 6,28 triliun, atau naik 25,72% dari hasil selama 2010. Dus, laba bersih UNVR selama tahun lalu menanjak 22,95% menjadi Rp 4,16 triliun.
Analis Andalan Artha Adivisindo Securities, Adolf Sutrisno, menuturkan rasio pembayaran dividen 100% dari laba bersih UNVR sudah sesuai ekspektasi. "Secara historis, rasio dividen UNVR berkisar 80%-100% dari laba bersihnya," kata dia.
Kebijakan dividen yang konsisten menunjukkan kinerja UNVR terus bertumbuh. Hal ini didukung performa setiap produk UNVR yang hampir semuanya memimpin pasar di setiap kategori. UNVR juga konsisten berekspansi untuk mengikuti pertumbuhan permintaan.
Tahun lalu, UNVR mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 1,7 triliun untuk ekspansi produksi. Capex itu bagian anggaran ekspansi sejak 2010 yang senilai € 350 juta. Dana tersebut akan dihabiskan dalam tempo tiga tahun sejak 2010 hingga 2012. UNVR menutupi kebutuhan capex dari kas internal.
Adolf menghitung, UNVR tahun ini bisa meraup penjualan bersih Rp 27 triliun, naik 15% dari 2011. Laba bersih UNVR ditaksir tumbuh 12,9% menjadi Rp 4,7 triliun.
Adolf menyarankan investor memposisikan saham UNVR sebagai wadah untuk berinvestasi jangka panjang. Hal itu didukung valuasi saham UNVR yang sudah masuk kategori premium, terlihat dari price to earning ratio (PER) sebesar 37,21 kali.
Adolf tetap merekomendasikan beli UNVR dengan target Rp 25.950 per saham. Target itu mencerminkan PER sebesar 30 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News