Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Edy Can
JAKARTA. Harga obligasi dan saham yang jatuh selama bulan Januari 2011 membuat dana kelolaan reksadana juga anjlok. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) total dana kelolaan reksadana per Januari turun Rp 12,23 triliun menjadi Rp 136,87 triliun.
Padahal bulan Desember lalu, total dana kelolaan industri mencapai Rp 149,09 triliun. Menurut Edbert Suryajaya Analis Infovesta Utama, penurunan dana kelolaan reksadana sekitar 8% karena dua faktor. Pertama, karena pergerakan dari bursa saham dan obligasi. Kedua, penarikan dana yang dilakukan oleh investor.
Selama sebulan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sudah turun sekitar 7,94%. Sedangkan dari indeks Harga Surat Utang Negara (SUN) juga turun sampai 7,99%. Karena itu, Edbert menduga penurunan dana kelolaan kali ini masih cukup wajar.
Abiprayadi Riyanto, Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia juga menduga biang keladi turunnya dana kelolaan reksadana dari kinerja reksadana selama sebulan. Hampir semua jenis reksadana memang mengalami penurunan cukup dalam.
Kinerja reksadana saham secara industri misalnya sudah turun 9,33% selama sebulan. Sedangkan kinerja reksadana campuran juga turun sampai 5,91%. Kinerja reksadana pendapatan tetap justru paling kecil sebanyak 0,93%.
Edbert menduga penurunan dana kelolaan masih akan berlangsung sampai bulan Maret. "Valuasi sudah mahal jadi banyak yang profit taking kemarin," duga dia. Penarikan dana di pasar reksadana menurut dia juga cukup besarterjadi terutama di reksadana saham.
Meski begitu, Mandiri Manajemen Investasi (MMI) mengaku tidak ada penarikan dana besar-besaran. "Dana kelolaan kami stabil di Rp 20 triliun," kata Andreas M Gunawidjaja, Direktur MMI. Menurut dia meski ada kinerja reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap memburuk. Mereka masih mendapatkansubcription dari reksadana pasar uang. Sampai saat ini, total dana kelolaan pasar uang mereka pun sudah mencapai Rp 4 triliun.
Porsi reksadana pasar uang menurut Edbert memang naik 5%. "Investor mencari reksadana yang lebih likuid," jelas dia. Sehingga banyak yang masuk ke reksadana itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News