kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Selain Sektor Keuangan, Saham Sektor Energi dan Konsumen Primer Masih Bisa Dilirik


Kamis, 15 Desember 2022 / 06:00 WIB
Selain Sektor Keuangan, Saham Sektor Energi dan Konsumen Primer Masih Bisa Dilirik


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir tahun biasanya merupakan periode rotasi saham bagi pengelola dana dan investor. Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di pekan kedua Desember, analis menyarankan investor bisa menambah ke sektor yang memiliki prospek menarik.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan saat ini harga saham big four perbankan sudah mencapai harga all time high. Bahkan, investor asing maupun lokal mulai profit taking dalam dua pekan terakhir sejak awal bulan Desember.

Namun secara fundamental, dia menilai saham big four perbankan masih kuat dari semua sisi. "Kalau dilihat dari sisi PBV dan PER, rasio saham big four perbankan masih undervalued dibandingkan rata-rata sektornya," kata Arjun kepada Kontan.co.id, Rabu (14/12).

Menurut dia, sektor perbankan masih sangat kuat dan prospektif sehingga investor tidak perlu merotasi dari sektor ini ke sektor yang lain. Maksudnya, saham big four perbankan bisa dimiliki jangka panjang dan justru investor bisa menambah ke sektor lain.

Baca Juga: Ada Potensi Kenaikan Suku Bunga, Intip Rekomendasi Saham Menara Telekomunikasi

Senada, analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengatakan bahwa rotasi sektor tentunya akan terus terjadi. Hanya saja, rotasi terjadi mengikuti katalis yang sedang berkembang di pasar.

Nah, perbankan telah mencetak all time high di tahun ini karena didukung katalis kenaikan suku bunga yang sedang terjadi. Sementara untuk sektor lain, kenaikan suku bunga justru meningkatkan beban seperti yang terjadi pada sektor properti, konstruksi, dan teknologi lantaran ketiga sektor tersebut memiliki DER yang cukup besar.

Sehingga dia menilai rotasi sektor belum akan terjadi, kecuali apabila suku bunga melandai. Raditya menilai apabila inflasi tinggi masih di atas range 2%-4%, seperti yang ditetapkan BI, maka kenaikan suku bunga masih memungkinkan untuk terjadi. Adapun inflasi saat ini di 5,42%.

"Investor cenderung pegang cash karena makroekonomi global masih belum pasti dan ditambah memanasnya Rusia dan Negara Barat, lalu, investor masih mengalami floating loss pada saham-saham yang mengalami penurunan signifikan akhir-akhir ini," ujar dia.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dan Arah IHSG Menyambut Suku Bunga The Fed, Kamis (15/12)

Dengan sentimen kenaikan suku bunga, ia pun menilai saat ini pasar saham masih akan tertuju pada sektor keuangan. Pada sektor tersebut Raditya menilai ada beberapa saham yang masih menarik diamati, yakni bank digital.

"Karena pergerakannya laggard jika dibandingkan dengan big caps perbankan, padahal sama-sama terdampak positif dari kenaikan suku bunga," sebutnya. Adapun saham-sahamnya, BBYB dengan target harga Rp 1.000 dan ARTO dengan target harga Rp 2.000.

Arjun meneruskan bahwa selain sektor keuangan, sektor yang masih kondusif dan prospeknya masih bagus adalah sektor energi dan sektor konsumen primer. Karena saham big caps di dua sektor ini mempunyai fundamental yang kuat dan mempunyai prospek yang bagus.

Dia menyebut dari sektor energi, harga komoditas masih ada potensi untuk naik dalam jangka pendek sampai kuartal pertama 2023 akibat ketidakpastian geopolitik Rusia dan Ukraina. Saat ini juga masih musim dingin dan umumnya permintaan komoditas energi terutama di negara barat meningkat.

"Dan ini akan berdampak terhadap harga komoditas seperti batu bara, minyak dan gas alam," kata dia.

Sektor konsumen primer masih prospektif sektor ini mempunyai daya tahan yang tangguh. Sehingga dengan skenario ekonomi dan geopolitik global yang terkepung ketidakpastian diperkirakan sektor ini masih mampu bertahan.

Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.801 Rabu (14/12), Net Sell Asing Mencapai Rp 1,1 Triliun

Arjun pun menjagokan saham-saham berikut:

1. BBCA dengan target harga Rp 9.400 dan support Rp 8.400 

2. BMRI dengan target harga Rp 11.000 dan support Rp 9.775 

3. BBNI dengan target harga Rp 9.900 dan support Rp 9.500 

4. BBRI dengan target harga Rp 5.200 dan support Rp 4.690 

5. ICBP dengan target harga Rp 10.600 dan support Rp 9.900 

6. INDF dengan target harga Rp 7.175 dan support Rp 6.900 

7. AMRT dengan target harga Rp 2.940 dan support Rp 2.300 

8. PGAS dengan target harga Rp 1.990 dan support Rp 1.720

9. ADRO dengan target harga Rp 4.170 dan support Rp 3.680

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×