kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.849   -109,00   -0,69%
  • IDX 7.494   2,48   0,03%
  • KOMPAS100 1.160   1,22   0,10%
  • LQ45 919   -0,74   -0,08%
  • ISSI 227   0,98   0,43%
  • IDX30 473   -1,54   -0,33%
  • IDXHIDIV20 570   -2,10   -0,37%
  • IDX80 133   0,15   0,12%
  • IDXV30 141   0,01   0,01%
  • IDXQ30 158   -0,39   -0,25%

Sekuritas mulai terkena imbas kondisi global


Jumat, 30 September 2011 / 08:50 WIB
Sekuritas mulai terkena imbas kondisi global
ILUSTRASI. Maskot Mandiri Covid Rangers melakukan pemeriksaan suhu tubuh setiap pengunjung gedung kantor pusat?Bank Mandiri di Jakarta,


Reporter: Wahyu Satriani |

JAKARTA. Kondisi pasar yang tidak menentu berimbas ke bisnis perusahaan sekuritas. PT Kresna Securities Tbk (KREN) misalnya merevisi target penjaminan emisi atau underwriting khususnya penjaminan emisi saham perdana (IPO).

Awalnya, Kresna optimistis bisa menangani antara tiga hingga lima IPO tahun ini. Namun, akibat kondisi global yang tidak menentu, perusahaan pesimistis target tersebut bisa tercapai. Bahkan dua proyek IPO yang sedang mereka tangani diperkirakan akan mundur tahun 2012.

"Kami tidak akan memaksakan. Dua IPO kemungkinan bisa geser ke Januari," kata Komisaris Kresna Graha Sekurindo Andreas Tanadjaya, Jakarta, Rabu (28/9).

Masing-masing IPO tersebut adalah perusahaan ritel Ranch 99 Market serta IPO anak perusahaan Kalbe Farma Group yang berbisnis di sektor asuransi yaitu Asuransi Mitra. Semula, kedua IPO tersebut akan digelar pada kuartal IV tahun 2011. Total nilai IPO dua perusahaan tersebut mencapai Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar.

Direktur Danareksa Sekuritas Marciano Herman mengatakan hal senada. Dia mengakui, ada sejumlah IPO yang mundur di tahun depan. Namun, dia enggan membeberkan IPO yang dimaksud.

"Kami tidak akan memaksakan klien untuk masuk ke pasar modal, kami tidak akan mengorbankan klien kalau misalnya keuntungannya tidak bagus," tutur dia kepada KONTAN.

Namun, menurut Marciano, pihaknya tidak melakukan revisi untuk bisnis penjaminan emisi obligasi korporasi. Sebab, penerbitan obligasi memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan IPO.

"Obligasi masih bisa dikalkulasi secara matematis. Jadi untuk obligasi kami masih jalan terus," tutur dia.

Demikian juga dengan PT Mandiri Sekuritas. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Harry M Supoyo mengatakan pihaknya juga berhati-hati melihat kondisi pasar untuk penanganan IPO.

"Kami melihat kondisi pasar. Kemungkinan untuk IPO ada yang ditunda," ujar dia.

Dalam pipeline, anak perusahaan Bank Mandiri tersebut akan menangani empat IPO dengan total porsi penjaminan Rp 2,95 triliun. Semula, keempatnya akan dilakukan pada kuartal IV tahun 2011 ini.

Perusahaan juga menjadi penjamin emisi obligasi dari empat perusahaan senilai Rp 2,60 triliun. Di samping itu, Mandiri Sekuritas juga akan menjadi arranger penerbitan surat utang jangka menengah atawa medium term notes (MTN) empat perusahaan senilai Rp 1,80 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×