kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sektor perbankan terjepit BI rate


Senin, 02 September 2013 / 06:29 WIB
Sektor perbankan terjepit BI rate
ILUSTRASI. Krakatau Steel


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Boleh jadi, pertumbuhan kredit perbankan di tahun ini bakal melambat. Maklum, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan alias BI rate. Pada Kamis lalu (29/8), BI mengerek BI rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 7%.

Apalagi, sebelumnya, BI juga telah menetapkan batas atas loan to deposit ratio (LDR) untuk patokan setoran giro wajib minimum (GWM) perbankan, dari kisaran sebelumnya di 78%-100% menjadi 78%-92%.

Selain akan membuat kredit melambat, analis menilai, kenaikan BI rate juga bisa meningkatkan potensi kredit macet alias non performing loan (NPL) perbankan. Menurut Analis Mega Capital Indonesia, Gene Richard, kenaikan BI rate akan membuat beban debitur perbankan bertambah, sehingga bisa potensi kredit macet pun meningkat. Namun, dia yakin, perbankan masih bisa mengontrol potensi kenaikan NPL tersebut.

Kenaikan BI rate akan terasa imbasnya ke penyaluran kredit. Terlebih, beleid baru LDR-GWM juga sudah mulai berlaku.

Menurut Gene, beleid baru LDR-GWM akan berdampak negatif bagi bank dengan LDR yang lebih dari 90%. Bank dengan LDR lebih dari 90% akan berupaya mengerem laju penyaluran kredit. Terlebih, BI rate juga naik.

Gene menambahkan, bank yang memiliki LDR kurang dari 80% berpeluang mencetak pertumbuhan kinerja lebih baik. Sebab, ruang untuk menggenjot kredit masih terbuka. Dia bilang, rata-rata LDR sektor perbankan di kuartal II 2013 sekitar 86%.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), kata Gene, termasuk emiten yang masih berpeluang menggeber penyaluran kredit. "Sebab, LDR BBNI masih kecil," ujar dia.

Pertumbuhan kredit

Toh, menurut Gene, kenaikan BI rate tetap akan berdampak negatif pada penyaluran kredit perbankan. Bahkan, dia memperkirakan, rata-rata pertumbuhan kredit perbankan di tahun ini di bawah 10%. Menurut dia, hanya ada tiga emiten perbankan yang dapat mencetak pertumbuhan sama atau di atas rata-rata.

Tiga emiten tersebut adalah BBNI, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Gene menambahkan, pertumbuhan kredit BBNI bisa mencapai 17%, BBRI bisa tumbuh 15% dan BBCA sekitar 10%-12% sampai akhir tahun ini.

Namun, analis Samuel Sekuritas, Joseph Pangaribuan masih yakin, penyaluran kredit perbankan masih bisa tumbuh hingga 20% di tahun ini. "Kecuali BBRI yang kami targetkan 23% seiring profil kredit yang tidak terlalu terpengaruh perlambatan ekonomi," ujar dia.

Apalagi, berdasarkan catatan Joseph, BBRI memiliki banyak penempatan di aset dengan imbal hasil lebih tinggi. Menurut dia, kondisi ini dapat terlihat dari porsi LDR yang tercatat 89% di semester I lalu, di atas rata-rata perbankan yang sebesar 83%.

Kepala Riset AAA Sekuritas, Adriana Indrajatri pun menilai, pertumbuhan kredit perbankan pada semester II 2013 akan lebih kecil dari periode sebelumnya. Di semester I 2013, pertumbuhan kredit perbankan bisa sebesar 21,1%.

Bahkan, PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI) sudah menurunkan target pertumbuhan kredit sampai akhir tahun. Sebelumnya, BMRI menargetkan pertumbuhan kredit di tahun ini bisa naik 20%-22%. Manajemen BMRI kemudian menurunkan target menjadi 19%-20%.

Sekedar catatan, selama semester I, penyaluran kredit BMRI tercatat sebesar Rp 428,7 triliun. Angka tersebut naik 22,3% secara year-on-year. Meski kurang yakin dengan pertumbuhan kredit, manajemen BMRI masih yakin, net interest margin masih bisa terjaga di level 5,5% sampai akhir tahun

Karena itu pula, Gene yakin, dalam jangka panjang prospek perbankan masih positif. "Selama ekonomi Indonesia tumbuh maka masih positif," ujar dia optimis.
Namun dalam jangka pendek menengah, yaitu tiga bulan sampai enam bulan ke depan, kinerja sektor perbankan memang berpotensi tertekan. "Paling tidak, hingga awal 2014 sektor perbankan akan tertekan," ujar dia. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×