Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun pemilihan umum (pemilu), kinerja sektor otomotif diramalkan lesu hingga pertengahan tahun. Meskipun begitu, hal tersebut tidak akan berpengaruh secara langsung terhadap prospek emiten otomotif di 2019.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, yang dikhawatirkan dari iklim pemilu yang terlalu panas adalah, kecenderungan wait and see dari investor. Hal ini dinilai dapat sekaligus menahan laju pertumbuhan ekonomi Tanah Air. "Pemilu memang dapat berpengaruh ke penjualan otomotif, tapi pengaruhnya tidak langsung," kata Valdy kepada Kontan.co.id, Jumat (4/1).
Dia mengungkapkan, salah satu komponen dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air ada konsumsi rumah tangga, termasuk belanja kendaraan bermotor. Sehingga, ketikan laju pertumbuhan ekonomi melambat, dapat dipastikan laju konsumsi akan berkurang.
Selain itu, laju pertumbuhan realisasi investasi sektor riil dikhawatirkan tertahan selama musim jelang pemilu. Hal ini sekaligus berpotensi mengurangi permintaan kendaraan bermotor produktif.
"Jadi, memang ada dampak, tapi tidak terlalu signifikan. Apalagi, asumsi APBN 2019 pertumbuhan ekonomi diramalkan masih di atas 5% dan sukubunga serta inflasi diperkirakan stabil," ujarnya.
Dengan begitu, Valdy optimistis daya beli masih tumbuh di 2019. Sementara, bunga untuk kredit kendaraan bermotor diperkirakan tetap stabil.
Ditambah lagi, sejumlah brand besar berencana untuk merilis model baru. Salah satunya PT Astra International Tbk (ASII) diyakini dapat mendorong kinerja sektor otomotif di tahun ini. "Rekomendasinya bisa trading buy dari sekarang, jual ketika harga naik pasca ASII rilis model baru untuk. Setelahnya, bisa cermati lagi peluang beli saat harga murah," ungkapnya.
Sedangkan untuk saham emiten lainnya yang terkait dengan sektor otomotif, Valdy belum bisa memberikan rekomendasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News