Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana terpantau naik di Juni 2023. Beriringan, sejumlah manajer investasi (MI) juga mencetak pertumbuhan dana kelolaannya meskipun masih cenderung mendatar.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi menuturkan sampai dengan Juni pihaknya juga turut mencatatkan pertumbuhan AUM reksadana. Meski begitu, diakuinya pertumbuhannya cenderung mendatar.
"Bulan Juni posisi AUM-nya masih naik, tetapi masih di bawah 5%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/7).
Baca Juga: Pasar Wait & See, Dana Kelolaan Reksadana Justru Meningkat di Juni 2023
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi juga menyatakan bahwa pihaknya juga membukukan pertumbuhan AUM. Ia mengungkapkan secara bulanan pertumbuhan dana kelolan sebesar Rp 100 miliar.
"Dipimpin oleh reksadana saham unggulan kami yaitu RD syariah dengan historical growth 28% nett pada akhir 2022 lalu," kata dia.
President & CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra juga menyebutkan, pihaknya menyatakan terdapat sedikit kenaikan AUM secara bulanan ke Juni 2023. Adapun kontributor utama pertumbuhan dana kelolaan dari reksadana pendapatan tetap/obligasi dan juga reksadana ETF dan reksadana indeks.
Di tengah kenaikan dana kelolaan, Guntur menuturkan adanya penurunan pada sejumlah produk. Contohnya reksadana berbasis saham, reksadana pasar uang, dan reksadana berbasis sukuk.
Baca Juga: Terdongkrak Rotasi Sektor, Berikut Rekomendasi Saham Konsumen Non-Primer
"Salah satu faktor penyebab penurunan total dana kelolaan karena pergerakan dari underlying asset di masing-masing reksadana yang dikelola oleh MI secara industri," kata dia.
Meski demikian, dia bilang reksadana pasar uang justru yang paling bertumbuh sejak awal tahun. "Terdapat kenaikan hampir 90% jika dibandingkan sejak awal tahun," sambung.
Guna menggenjot dana kelolaan, Pinnacle Persada Investama akan tetap fokus untuk memperkuat jalur distribusi dari institusi maupun ritel melalui platform digital agen penjual reksadana maupun kanal distribusi lainnya. Pada saat ini di pihaknya juga sudah bekerja sama dengan 15 lebih APERD digital dan rencananya perusahaan akan meluncurkan produk berbasis ESG yang kedua di semester II.
Ketiga manajer invetasi juga menilai prospek dana kelolaan masih dapat bertumbuh. Karenanya, BPAM juga berharap tahun ini mampu mencatatkan pertumbuhan yang selaras dengan laju industri. "Harapan kami semester kedua faktor-faktor penggantung bisa lebih clear, seperti puncak suku bunga Amerika Serikat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News