kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Seiring pemulihan ekonomi, begini prospek emiten sektor properti


Kamis, 18 November 2021 / 07:50 WIB
Seiring pemulihan ekonomi, begini prospek emiten sektor properti


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti dinilai kian pulih, berkaca pada kinerja emiten properti yang mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan dan penjualan hingga September 2021.

Analis Samuel Sekuritas, Olivia Laura melihat secara umum kinerja emiten properti punya ruang bertumbuh. Dia mencontohkan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang baru meluncurkan produk di Sentul. Ciputra berhasil menjual 58 unit dari 65 unit selama peluncurannya.

Dia mengatakan kinerja CTRA kuartal ketiga jauh lebih baik dibandingkan saat Covid-19 pada 2020 dan lebih tinggi juga dibanding level pre-Covid-19 tahun 2019 dari topline maupun bottom line. "Jadi kalau dilihat sudah mulai pemulihan untuk CTRA," ujar Olivia kepada Kontan.co.id, Rabu (17/11).

Baca Juga: Kinerja keuangan cemerlang, simak rekomendasi saham CTRA

Dari sisi fundamental, CTRA juga berhasil menurunkan tingkat liabilitasnya hingga September 2021. Liabilitas Ciputra turun 1,46% dari posisi Desember 2020 menjadi Rp 21,47 triliun.

Hanya saja, Olivia melihat penurunan itu karena utang bank jangka pendek. "Turun karena utang jangka pendek harus dibayarkan maksimal 1 tahun juga turun 63% yoy hingga kuartal ketiga 2021," kata dia.

Memang, belum semua emiten properti mencatatkan penurunan liabilitasnya. Contohnya, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang mencatatkan kenaikan 15,02% dari posisi Desember menjadi Rp 6,20 triliun.

Akan tetapi, Sekretaris Perusahaan KIJA, Muljadi Suganda menjelaskan kenaikan liabilitas tersebut akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Pada Desember 2020, US$ 1 sama dengan Rp 14.105 dan di September 2021 sebesar Rp 14.307 per dolar AS. Dan, sebetulnya pinjaman bank malah sebenarnya berkurang karena ada beberapa pembayaran pokok pinjaman hingga kuartal ketiga," kata Muljadi.

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) proyeksikan laba bersih capai Rp 1,32 triliun di 2021

Selain KIJA, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di tengah kenaikan pendapatan, liabilitasnya juga naik pesat atau 42,69% dari posisi Desember menjadi Rp 40,35 triliun.

Olivia menanggapi, kenaikan DER beberapa emiten properti tersebut kebanyakan berasal dari utang jangka panjangnya. "Biasanya karena mereka ingin launch produk baru jadi untuk modal kerja atau akuisisi lahan," tutur dia.

Olivia memaparkan, dari ketiga emiten tersebut, CTRA dan KIJA masing memiliki DER yang baik karena berada di bawah 1 kali. Adapun DER CTRA dan KIJA masing-masing sebesar 0,56 kali dan 0,8 kali.

"Untuk LPKR kalau dari neracanya memang liabilitasnya lebih besar daripada modal bersihnya, jadi kurang baik kalau lihat balance sheet-nya," sebutnya.

Secara keseluruhan, untuk sektor properti Olivia menjagokan CTRA dan SMRA. Untuk CTRA direkomendasikan buy dengan target harga Rp 1.360 per saham dengan 1.4x PBV '22E. Lalu, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga buy dengan target harga Rp 1.200 per saham dengan 2.5x PBV 22F.

Baca Juga: Marketing sales moncer, berikut rekomendasi saham Summarecon Agung (SMRA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×