Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) segera menggelar rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Bank pelat merah ini akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 Oktober 2022 untuk meminta persetujuan rights issue.
Adapun jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak banyaknya 4,6 miliar saham dengan target perolehan dana sebesar Rp 4,13 triliun.
Analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana menilai positif rencana rights issue tersebut. Menurutnya, aksi korporasi itu akan membuat BBTN punya ruang untuk lebih ekspansif untuk mendukung program perumahan nasional dan pada akhirnya bakal mengerek kinerja BTN.
Baca Juga: NPL Membuncit, BTN Bersih-bersih Aset Bermasalah
Raditya melihat harga saham BBTN menjadi menarik untuk dicermati. Apalagi BBTN akan menggelar RUPSLB untuk menjalankan agenda rights issue. Aksi korporasi ini akan menjadi pendorong pergerakan harga saham ke depan, setelah harga saham BBTN bergerak sideways sejak awal tahun.
“Kami proyeksikan harga wajar BBTN saat ini berkisar pada level Rp 2.200,” kata Raditya, Jumat (7/10). Dengan harga saham BBTN yang ada di Rp 1.495 per saham pada Jumat (7/10), ada potensi kenaikan harga 47,16%.
Sementara Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, BBTN punya kemampuan menyalurkan 1,3 juta unit rumah untuk periode waktu yang sama apabila rights issue terserap maksimal.
"Secara potensi valuasi jangka panjang, kami memiliki target harga untuk BBTN adalah Rp 2.150,” kata Nico.
Baca Juga: Kredit Konstruksi BTN Melonjak, NPL Didominasi dari Proyek Apartemen
Nico menambahkan, kenaikan penyaluran kredit sudah pasti berimplikasi pada pertumbuhan pendapatan bunga. Apalagi, BBTN fokus bermain di segmen MBR dan milenial yang memang membeli rumah pertama dan untuk ditinggali. Sehingga permintaan dari segmen ini akan relatif stabil meskipun kondisi ekonomi dalam tekanan.
Tirta Widi Gilang Citradi, Analis MNC Sekuritas menuturkan, rasio PBV BBTN yang masih berada di bawah 1x membuat saham perseroan sangat menarik untuk dikoleksi.
“Dari sisi PBV, saham BBTN itu salah harga. Harga saham jauh di bawah fundamentalnya. Artinya, ruang kenaikan masih sangat lebar,” kata Tirta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News