Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 3,5%. Selagi suku bunga belum naik, penerbitan obligasi korporasi berpotensi ramai.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penerbitan obligasi korporasi sejak awal tahun hingga minggu ke dua Mei 2022, mencapai Rp 58,7 triliun. Jumlah tersebut sudah mencapai 56% dari jumlah penerbitan obligasi korporasi di sepanjang 2021 yang tercatat sebesar Rp 104,35 triliun.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, kekhawatiran adanya kenaikan suku bunga membuat para entitas memilih lebih cepat merealisasikan penerbitan surat utangnya. Alhasil, aksi ini mendorong jumlah penerbitan obligasi korporasi di awal tahun.
Selain itu, Fikri memandang saat ini, yield masih terjaga di tengah risiko kenaikan suku bunga The Federal Reserved (The Fed) yang agresif. Entitas yang ingin menerbitkan surat utang jadi terbantu karena tidak harus menawarkan kupon yang lebih tinggi.
Baca Juga: Penempatan Dana Bank pada Obligasi Korporasi Masih Naik
Tercatat, Rabu (25/5), yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun berada di 7,15%. Level tersebut sudah menurun dari pekan lalu yang berada di 7,3%.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan pertumbuhan ekonomi seiring aktivitas mulai berjalan normal seperti sebelum pandemi turut mendorong para entitas percaya diri menerbitkan surat utang.
Namun, bagaimana pun risiko global masih menghantui pasar obligasi. Pertama, tren kenaikan suku bunga AS. Kedua, tensi geopolitik yang tidak kunjung mereda dan terakhir, pelemahan ekonomi China. Risiko tersebut, berpotensi membuat yield bergerak naik dan cost of fund entitas untuk menerbitkan obligasi menjadi semakin tinggi.
Fikri memproyeksikan di semester II-2022 BI berpotensi menaikkan suku bunga acuannya hingga 100 basis poin. Sementara Ramdhan memproyeksikan kenaikan suku bunga BI sebanyak dua 50 basis poin.
Baca Juga: Baru 3 Tahun Beroperasi, Kredit Rating Indonesia Raih Kepercayaan 60 Perusahaan
Meski ada risiko kenaikan suku bunga, Ramdhan tetap optimistis penerbitan obligasi korporasi berpotensi tumbuh 15% dari jumlah penerbitan di tahun lalu. "Ekonomi Indonesia tetap tumbuh dan bergerak sehingga entitas akan tetap menerbitkan obligasi untuk membiayai pengembangan bisnis," kata Ramdhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News