kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SDPC mengincar kenaikan nilai penjualan


Jumat, 27 Mei 2011 / 07:44 WIB
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan?logam mulia Antam di Jakarta, Rabu (4/3). Harga emas kembali menembus level US$ 2.000.


Reporter: Raka Mahesa Wardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC) menargetkan penjualan tahun ini pulih, seperti saat PT Merck Tbk (MERK) belum meninggalkan SDPC.

Merck memutuskan kerja sama dengan SDPC Januari 2010. Keputusan tersebut diambil oleh Merck\'s Global Head Office. Tujuannya, agar distribusi produk Merck bisa melalui jaringan globalnya.

Setelah ditinggal prinsipal utamanya tersebut, penjualan SDPC sepanjang 2010 langsung merosot sebesar 17% dibanding tahun 2009. Pendapatan perusahaan tahun lalu Rp 836,96 miliar, turun dari tahun 2009, Rp 1,01 triliun.

Pendapatan SDPC tak merosot lebih rendah karena produk non-Merck yang dikelolanya berhasil mengalami pertumbuhan sebesar 12% year-on-year di 2010.

Andrew Loke, Presiden Direktur SDPC menuturkan, kontribusi Merck terhadap total pendapatan SDPC cukup besar, mencapai 28% . "Sewaktu ada Merck, penjualan kami berkisar Rp 94 miliar per bulan. Penjualan Rp 24 miliar per bulan merupakan kontribusi dari produk Merck," kata dia, Kamis (26/5).

Hingga saat ini, Andrew mengaku, SDPC belum mendapatkan prinsipal yang bisa memberi kontribusi pendapatan sebesar Merck. Tahun lalu SDPC telah menggandeng dua perusahaan baru sebagai prinsipal, yaitu PT Mahapura Gatra dan PT Tobbest Busindo. Namun kontribusi kedua prinsipal baru SDPC itu belum seberapa. "Kontribusi keduanya tidak sampai Rp 1 miliar," kata Andrew.

Meski begitu, manajemen SDPC memproyeksikan pendapatan tahun ini bisa mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Sedangkan laba bersih diproyeksikan bisa meningkat dari Rp 1,5 miliar di tahun lalu menjadi Rp 4 miliar.

Andrew menuturkan, proyeksi itu didasarkan atas asumsi rata-rata pertumbuhan pasar farmasi untuk tahun ini, yaitu 15%.

Pengelola SDPC juga berambisi mengerek nilai penjualan lebih tinggi lagi. "Di semester kedua, perusahaan akan konsisten mencapai penjualan Rp 90 miliar per bulan," ujar Andrew.

Sebagai pembanding, selama kuartal pertama tahun ini, nilai penjualan rata-rata per bulan SDPC Rp 89,9 miliar.

Pada kuartal I-2011, penjualan SDPC mencapai Rp 250 miliar, meningkat 9% dari penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedang laba bersih sepanjang tiga bulan pertama telah mencapai Rp 750 juta.

Untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) SDPC menganggarkan dana sebesar Rp 9,6 miliar. Perusahaan akan menggunakan anggaran capex untuk membuka satu kantor cabang distribusi di Manado, Sulawesi Utara serta satu kantor baru yang tak disebut lokasinya.

Untuk memenuhi kebutuhan capex, SDPC akan menggunakan pinjaman bank dan kas internal. "Sebagian bisa dari kas internal. Atau bisa juga seluruhnya dari pinjaman bank," kata Andrew.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×