Reporter: Abdul Wahid Fauzi | Editor: Test Test
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan satu emiten baru hari ini. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yang bergerak di bisnis penyewaan menara telekomunikasi, akan mencatatkan sahamnya di papan BEI mulai hari ini.
Kris S Widjojo, Presiden Direktur PT Dinamika Usahajaya, selaku penjamin emisi penawaran saham perdana (IPO) TOWR mengatakan, Sarana menawarkan 11% kepemilikan alias 112,2 juta saham. "Harga perdana saham Sarana dipatok Rp 1.050 per saham," kata dia, Jumat (5/3). Artinya, melalui acara IPO, Sarana menggalang dana segar Rp 117,8 miliar.
Kris bilang, dana penjualan saham itu akan digunakan untuk mengembangkan bisnis anak usaha Sarana, yaitu
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Kris enggan menjelaskan detil penggunaan dana IPO. "Saya sedang tidak membawa dokumennya," ucap Kris berkelit. Namun Kris mengingat, saham Sarana mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 1,6 kali.
Walau permintaan investor membeludak, Sarana tidak berniat menambah jumlah saham yang ditawarkan. Kris menegaskan, peminat saham Sarana lebih banyak investor lokal. "Hanya sedikit investor asing yang terlibat dalam IPO," ungkap dia, tanpa mau mengungkapkan identitas investor tersebut.
Ia mengatakan, permintaan investor membeludak karena bisnis menara telekomunikasi seluler alias tower masih akan berkembang. Apalagi, hingga saat ini Sarana memiliki menara telekomunikasi yang disewakan sebanyak 871.200 unit. Angka ini melesat 221,5% dari penyewaan menara Sarana pada akhir 2008 sebanyak 270.970 unit.
Berdasarkan data yang dipublikasikan BEI, sebelum IPO berlangsung, pemegang saham Sarana adalah PT Tricipta Mandhala Gumilang sebesar 51%, dan PT Caturguwiratna Sumapala sebesar 49%.
Begitu IPO terlaksana, kepemilikan Tricipta di Sarana turun menjadi 45,39% sedang kepemilikan Caturguwiratna berubah menjadi 43,61%. Sebanyak 11% saham Sarana berada di tangan publik.
Sarana menggunakan laporan keuangan per akhir Oktober 2009 untuk kepentingan IPO. Selama 10 bulan pertama tahun lalu, Sarana membukukan pendapatan Rp 877,9 miliar, melejit 220% dari pendapatan sepanjang 2008, yaitu Rp 273,68 miliar. Laba bersih Sarana juga melesat menjadi Rp 535,68 miliar dari rugi bersih Rp 471,12 miliar di 2008.
Sarana adalah pemegang saham Protelindo. Anak usaha Sarana itu pernah mengumumkan rencana mencatatkan sahamnya di BEI pada pertengahan 2009. Namun rencana itu batal terlaksana. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah Protelindo masih berniat menggelar IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News