Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) berencana membangun 1.100 unit rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Boyolali dan beach club di Sanur, Bali.
Direktur Sanurhasta Mitra Gunawan Angkawibawa menjelaskan, proyek FLPP di Boyolali tersebut berada di bawah anak usahanya yaitu PT Sanur Hasta Griya. Proyek tersebut diberi nama Griya Sanur Pelem, yang rencananya akan dibangun di lahan seluas 11 hektare (ha). "Proyek FLPP Griya Sanur Pelem di Boyolali rencananya dibangun di lahan seluas 11 hektare yang telah kami bebaskan," jelas Gunawan dalam paparan publik, Senin (31/8).
Pembangunan rumah FLPP tengah dalam proses pengurusan izin. Gunawan menjelaskan MINA telah mendapatkan persetujuan dari site plan. Pihaknya tengah mengajukan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan kelengkapan lainnya termasuk paya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) alias amdal.
Baca Juga: Sanurhasta Mitra (MINA) Merambah Proyek Residensial
"Jadi sebelum akhir tahun beberapa pelaksanaan diharapkan selesai termasuk UKL dan UPL yang sudah melalui persidangan, jadi sekarang masih mengalami perbaikan dan September 2020 selesai," kata Gunawan.
Dia memprediksi, pembangunan FLPP di Boyolali ini bakal mengalami keterlambatan menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Dus, Gunawan berharap vaksin Covid-19 bisa segera diproduksi dan ditargetkan tahun depan bisa segera melaksanakan proyek pembangunan FLPP. "Saat ini kami fokus pada penyelesaian perizinan dan memperhatikan potensi pasar yang ada. Sehingga begitu perizinan kami lengkapi, kami bisa mulai secepatnya," kata dia.
Baca Juga: Mulai kembangkan perumahan, Sanurhasta Mitra (MINA) bidik pertumbuhan pendapatan 20%
Sementara itu, MINA sebagai induk usaha memiliki lahan (land bank) seluas 4 hektare (ha) yang rencananya bakal dikembangkan menjadi beach club oleh Sanurhasta Mitra. Saat ini MINA dalam tahap studi kelayakan rencana pembangunan beach club tersebut. Studi kelayakan ini terhambat lantaran pariwisata di Bali selama Covid-19 terganggu.
"Untuk pariwisata di Bali selama Covid-19 sangat terganggu walaupun perkembangan dalam dua bulan ini dapat berkembang lagi, sehingga bisa melanjutkan studi kelayakan tersebut," jelas Gunawan. Dia menambahkan, MINA saat ini dalam posisi wait and see sambil melakukan analisa terhadap dampak untuk menyusun rencana ekspansi ke depan.
Baca Juga: Sanurhasta Mitra (MINA) terus perkuat bisnis leisure
MINA telah melakukan metode work from home (WFH) semaksimal mungkin dan menyesuaikan gaji karyawan sekitar 50%. Selain itu, operasional hotel di Bali pada Juli 2020 telah dibatasi sekitar 25% dan membayarkan gaji kepada karyawan sebesar 25% dari gaji seharusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News