Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain bisnis logam mulia baru, PT Sampoerna Gold Indonesia berhasil menjual 43 kilogram emas bernama Waris pada fase pertama penjualan. Orori Group, pelopor penjualan perhiasan daring di Indonesia turut membantu penjualan emas Waris sebagai mitra eksklusif.
CEO Sampoerna Gold Indonesia John Aryananda mengatakan, fase pertama penjualan emas Waris sebanyak 100 kilogram dengan satuan 10 gram. "Untuk fase pertama kami berhasil menjual 43 kilogram," kata John, Rabu (20/11).
Untuk penjualan fase kedua, John berencana menambah tawaran emas Waris yang dicetak dalam 1 gram, 5 gram dan 25 gram. Diperkirakan penjualan fase II berjalan di kuartal II-2020. Sampoerna Gold menargetkan total penjualan emas Waris satu ton hingga dua ton pada 2020 dan 2021.
Baca Juga: Harga emas masih naik 0,38% di level US$ 1.478,05 per ons troi
John memproyeksikan, permintaan logam mulia sebagai alternatif investasi akan terus meningkat di tengah gejolak geopolitik masih terjadi. John berharap dengan tingginya minat investor pada logam mulia, dia bisa merebut pangsa pasar sebanyak 5%.
"Kami menitikberatkan pada desain dan branding, paling tidak kami bisa cukup kompetitif dengan merek logam mulia impor," kata John.
Triono J. Dawis, Direktur Orori Group juga mengatakan permintaan emas ke depan akan terus naik. Selama tren suku bunga turun berlanjut di Amerika Serikat (AS), harga emas relatif akan naik terhadap dolar AS. Jika fundamental ini berlanjut, maka harga emas bisa terus bertahan tidak akan turun drastis bahkan berpotensi naik.
Baca Juga: Grup Sampoerna Masuk ke Bisnis Penjualan Emas, Pilihan Investasi Emas Makin Banyak
"Memang dalam beberapa bulan terakhir, harga emas batangan cenderung menurun. Tetapi jika dilihat secara year on year saya masih sempat beli emas di sekitar Rp 600.000 dan sekarang masih ada kenaikan," kata Triono.
Prospek emas yang masih cerah terlihat dari jumlah permintaan logam mulia yang tinggi di Orori. Triono mengatakan, perolehan pendapatan di tahun lalu sudah berhasil terlewati di Juni 2019. Namun, sayang Triono belum bisa menjabarkan nilainya.
"Kami sudah membukukan real revenue, penjualan logam mulia porsinya 60%," kata Triono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News