Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sederet emiten menjadi target akuisisi oleh investor asing. Beberapa perusahaan datang dari Asia, seperti salah satunya dari negara Thailand, Singapura, China, Jepang, dan Korea.
Namun, beberapa saham yang telah dikuasai oleh perusahaan dari Asia cenderung mengalami kinerja saham yang buruk. Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, saham yang diakuisisi oleh investor asing terutama datang dari Asia, kebanyakan tidak mengalami peningkatan.
“Kemungkinan, sahamnya itu untung, namun di laporan keuangan dibuat menjadi rugi. Karena memang tidak ada peraturan bursa apapun yang melarang hal tersebut,” kata Teguh kepada Kontan, Selasa (5/9).
Baca Juga: Ada Dana Nganggur Rp 9,23 Triliun dari IPO, Simak Rekomendasi Saham Bukalapak (BUKA)
Sedangkan nasib investor yang sudah terlanjur membeli saham dan mengalami kerugian itu menurut Teguh, hanya bisa melakukan cut loss. Ke depannya, investor publik harus melihat dulu pemiliknya.
“Selama ini, perusahaan yang diambil alih oleh perusahaan dari Asia (Thailand, Singapura, China, Jepang, dan Korea) kebanyakan memburuk,” jelas Teguh.
Memang bukan semata-mata mereka membiarkan pergerakan saham nya, namun lebih tepatnya, kinerja perusahaan yang biasanya dibiarkan. Jadi, saham tersebut otomatis turun. Maka dari itu, investor publik otomatis dirugikan.
“Kalau sudah terlanjur pegang saham yang dipegang oleh investor asing dari Asia, tidak ada opsi lain, satu- satu nya pilihan hanya cut loss. Sebelum membeli saham, check dulu pemiliknya, kalau dari Asia, sebaiknya tidak usah,” jelas Teguh.
Baca Juga: Empat Emiten Berbeda Industri Jadi Target Akuisisi Investor Asing
Dia mengatakan, lebih baik membeli saham yang dikuasai oleh Amerika serikat atau Eropa karena mereka memiliki kinerja yang lebih bagus. Meskipun investor publik merugi setelah melakukan cut loss, Teguh tetap menyarankan hal tersebut karena tidak ada opsi lainnya.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, bahwa saham-saham yang dikuasai oleh investor asing yang mengalami penurunan karena biasanya investor melakukan unrealized loss.
“Langkah selanjutnya, investor ritel perlu menerapkan risk management & money management,” kata Nafan kepada Kontan, Selasa (5/9).
Baca Juga: Menilik Peta Investor Asing di Industri Perbankan Tanah Air
Selama pergerakan sahamnya masih relatif likuid, Nafan mengatakan saham yang merugi tersebut masih bisa dijual. Kecuali kalau saham tersebut stuck di waktu yang sama. “Intinya risk management dan money management perlu diterapkan oleh pelaku ritel,” jelas Nafan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News