Reporter: Dityasa H Forddanta, Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menarik untuk dicermati. Pasalnya, saham ini terus menunjukkan peningkatan sejak akhir bulan April lalu.
Berdasarkan data RTI, per tanggal 29 April 2013, posisi saham UNVR masih berada di level Rp 23.000. Sejak saat itu, energi saham UNVR kian bertambah. Hingga pada tanggal 29 Mei 2013, harga saham UNVR berada di rekor tertingginya di posisi Rp 33.450. Itu artinya, dalam kurun waktu sebulan, harga saham UNVR sudah melonjak 45,43%.
Nah, pada penutupan hari ini (4/6), saham UNVR berada di level Rp 31.300, naik 2.250 poin atau 8% lebih tinggi dibanding harga penutupan sebelumnya.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker, mengatakan torehan tersebut merupakan proses teknikal rebound dari saham UNVR. "Lagipula, tekanan harga yang mempengaruhi sektor consumer goods juga sudah berkurang," jelasnya kepada KONTAN, Selasa (4/6).
Menurutnya, potensi kenaikan harga saham UNVR masih bisa berlanjut besok (5/6). Diprediksi, saham UNVR bakal menyentuh level tertinggi di kisaran 32.000 hingga 33.000. Namun jika mengalami penurunan, saham UNVR akan berada di kisaran 27.500-28.500.
"Tapi, kenaikannya itu hanya untuk jangka pendek. Saham ini juga bagus untuk diakumulasi," pungkas Satrio.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, memiliki penilaian yang sedikit berbeda. Menurutnya, tidak ada sentimen baru dan positif yang mampu menggerakan saham UNVR hingga mengalami kenaikan setinggi itu.
Reza menilai, ketika saham UNVR ada di kisaran harga harga 30.000-3.050 maka ada gap sebesar 50 poin. Nah gap inilah yang coba diisi oleh para investor sehingga UNVR bisa naik tinggi," imbuhnya.
Untuk jangka pendek, saham UNVR juga kemungkinan masih akan menguat. Besok, UNVR diprediksi akan berada di level tertinggi 32.300-32.350.
"Tapi, jika resisten atas itu tadi tembus, maka level tertingginya akan berada di level 34.500. Kebetulan, IHSG sedang berada dalam posisi kurang nyaman. Nah, saat inilah UNVR mulai terkena profit taking," jelas Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News