Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan tapi pasti, beberapa emiten teknologi dalam negeri mampu mengikis kerugian. Salah satu emiten yang mampu menorehkan pertumbuhan kinerja positif ialah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Melansir laporan keuangan per 30 September 2024, GOTO meraup pendapatan bersih Rp 11,66 triliun per September 2023. Ini tumbuh 10,96% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 10,51 triliun.
Adapun rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 4,31 triliun per September 2024. Ini membaik 54,83% secara tahunan dari Rp 9,54 triliun per September 2023.
Pada periode Juli–September 2024, GOTO berhasil mencatatkan EBITDA Grup yang disesuaikan positif. Pada kuartal III-2024 saja, EBITDA Grup yang disesuaikan GOTO mencapai Rp 137 miliar.
Baca Juga: Goto Gojek Tokopedia (GOTO) Telah Kurangi Modal dengan Tarik Saham Treasuri
Tren perbaikan kinerja juga terjadi pada PT Global Digital Niaga Tbk (BELI). BELI berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 12,13 triliun per September 2024 atau 5,83% tumbuh secara tahunan.
Dari sisi bottom line, rugi bersih tahun berjalan perusahaan besutan Grup Djarum ini menyusut 29,64% secara tahunan menjadi Rp 1,86 triliun hingga kuartal III-2024 dari Rp 2,64 triliun per kuartal III-2023.
Baca Juga: Global Digital Niaga (BELI) Beberkan Faktor Pertumbuhan Kinerja di Kuartal III 2024
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Aziz menilai GOTO masih perlu meningkatkan usahanya untuk bisa mencapai kinerja yang terbaik sehingga mampu bersaing ketat dengan kompetitor di luar Indonesia.
Menurutnya, investor tidak bisa serta merta membandingkan valuasi perusahaan teknologi seperti GOTO dan BUKA dengan perusahaan teknologi yang tercatat di bursa luar Indonesia.
"Tidak bisa membandingkan valuasi dengan saham di luar negeri karena perbedaan kondisi, tetapi GOTO dan BUKA mempunyai valuasi Price Book Value (PBV) yang menarik," jelas Aziz kepada Kontan, Kamis (14/11).
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan secara sumber daya, emiten Indonesia masih belum mampu menyamai perusahaan teknologi.
Namun bukan berarti saham teknologi dalam negeri tidak menarik. Pasalnya, walaupun sama-sama termasuk dalam sektor teknologi, tetapi setiap emiten memiliki kemampuan dibidang yang berbeda.
Misalnya, NVIDIA yang punya kemampuan dalam teknologi kecerdasan buatan dan chip. Ada juga Alibaba yang fokusnya dalam bisnis e-commerce dan marketplace. Ada juga GOTO, yang fokus pada bisnis ride hailing, financial technology dan e-commerce.
Nico menyebut dari beberapa emiten teknologi dalam negeri, investor dapat melirik saham GOTO. Adapun saham pilihan Kiwoom Sekuritas jatuh pada GOTO dengan rekomendasi beli dengan target harga di Rp 78.
Selanjutnya: Larangan Ekspor Konsentrat Tembaga Berlaku Tahun Depan, Begini Respons Emiten Tambang
Menarik Dibaca: 2 Promo Hiburan 11.11 Wondr BNI Beli 1 Gratis 1 Tiket-Popcorn di CGV dan Cinepolis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News