kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-saham Wallstreet berguguran setelah kinerja ekspor China jeblok


Senin, 14 Januari 2019 / 22:53 WIB
Saham-saham Wallstreet berguguran setelah kinerja ekspor China jeblok


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan di bursa saham Amerika Seriakt (AS) Wall Street pada Senin (14/1) berguguran terseret  saham teknologi, setelah ekspor China tercatat mengalami penurunan yang tak terduga pada Desember 2018 lalu. Kondisi ini memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global. 

Data perdagangan China memperkuat kekhawatiran bahwa tarif AS untuk barang-barang China telah menelan korban dan mendorong perusahaan seperti Apple Incs menderita penurunan laba.

Saham pembuat chip  tersebut  selama ini mendapatkan porsi yang cukup besar dari pendapatan mereka dari China, terpukul, dengan indeks semikonduktor Philadelphia SE. SOX turun 1,74%. 

Saham Boeing Co (BA.N) yang sensitif terhadap isu perdagangan juga turun 0,89% dan saham Caterpillar Inc (CAT.N) turun  1,04 %.  Penurunan ini juga diperparah laporan Citigroup Inc (C.N)  yang mengalami penurunan pendapatan tak terduga.

Pada pukul 10:05 waktu AS,  EDT Dow Jones Industrial Average DJI turun 107,15 poin, atau 0,45% pada 23.888,80, S&P 500 turun SPX turun 15,11 poin, atau 0,58%, menjadi 2.581,15 dan Nasdaq Composite IXIC turun 67,27 poin atau 0,96% menjadi 6.904,21.

Kondisi penutupan sebagian pemerintah AS yang memasuki hari ke-24, menjadikannya penutupan paling lama dalam sejarah AS kian membuat suasana makin suram.

"Pasar baru saja pulih ke tingkat di mana Anda mulai melihat aksi ambil untung sehingga kekhawatiran apa pun yang berkaitan dengan China, perdagangan atau penutupan pemerintah mungkin akan membebani pasar lebih dari yang akan terjadi pekan lalu," kata Robert Pavlik, kepala strategi investasi dan manajer portofolio senior di SlateStone Wealth LLC di New York seperti dikutip dari Reuters.

“Kami melihat kehati-hatian menuju awal musim pendapatan karena orang-orang khawatir terkait laporan perusahaan, terutama yang terkait dengan perdagangan,”imbuhnya.

Analis memperkirakan perusahaan S&P 500 akan membukukan pertumbuhan laba kuartal keempat 14,3%, menurut data IBES dari Refinitiv. Laba untuk 2019 kemungkinan akan meningkat sebesar 6,3% tahun ini, jauh lebih lambat dari pertumbuhan 23,4 %pada 2018.

Di antara saham lainnya, PG&E Corp (PCG.N) anjlok 48,12% setelah perusahaan listrik terbesar AS mengatakan sedang bersiap mengajukan kebangkrutan Bab 11 untuk semua bisnisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×