Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah suspensi untuk cooling down sehari, saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) akan bisa ditransaksikan lagi pada Senin (16/12). Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan yang sering disebut Latinusa ini pada Jumat (13/12) lalu karena penurunan harga kumulatif yang signifikan.
"Suspensi atas perdagangan saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 16 Desember 2019," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Jumat (13/12).
Baca Juga: Tiga saham ini masuk radar pengawasan BEI
BEI telah mencermati perkembangan pola transaksi saham NIKL akibat pergerakan yang di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA). Saham ini masuk kategori UMA sejak 9 Desember atau awal pekan ini.
Kamis (12/12), harga saham NIKL turun 7,92% ke Rp 302. Ini adalah harga terendah saham NIKL sejak 13 Juni 2016 atau lebih dari tiga tahun terakhir. Harga saham NIKL turun dalam delapan hari perdagangan berturut-turut sejak Selasa (3/12) pekan lalu. Dalam delapan hari perdagangan, saham NIKL mengakumulasi penurunan 53,89%.
Baca Juga: Pelat Timah Nusantara (NIKL) bukukan laba US$ 1,84 juta pada kuartal III 2019
Di tengah penurunan harga, volume transaksi saham NIKL justru melambung tinggi. Berdasarkan data Bloomberg, volume transaksi saham Pelat Timah mencapai 23,72 juta saham kemarin, Sejak 29 November, volume transaksi harian saham NIKL sudah melonjak ke sekitar jutaan saham. Padahal volume transaksi saham NIKL dalam dua bulan sebelumnya hanya mencapai ratusan ribu saham.
Sekadar informasi, emiten yang bergerak di industri baja lembaran lapis timah alias tinplate ini mencatat pendapatan US$ 123,79 juta pada sembilan bulan pertama tahun ini. Meski pendapatan hanya naik tipis dari US$ 123,46 juta pada periode yang sama tahun lalu, NIKL bisa mencetak laba US$ 1,84 juta. Pada Januari-September tahun lalu, NIKL masih merugi US$ 3,16 juta, terutama akibat kerugian selisih kurs bersih sebesar US$ 3,44 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News