kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Saham Lapis Kedua & Ketiga Masih Tertinggal, Ini Rekomendasi Saham yang Menarik


Senin, 08 Mei 2023 / 05:15 WIB
Saham Lapis Kedua & Ketiga Masih Tertinggal, Ini Rekomendasi Saham yang Menarik


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dibayangi volatilitas pasar, laju saham lapis kedua dan ketiga masih tertinggal. Hal ini tercermin dari IDX SMC Liquid dan IDX SMC Composite yang berada di jajaran indeks dengan penurunan paling dalam.

Hingga akhir pekan lalu, Jumat (5/5), IDX SMC Liquid dan IDX SMC Composite ambles masing-masing 8,30% dan 7,48% sejak awal tahun 2023. Kedua indeks hanya kalah dari IDX Value30 yang merosot 8,88% secara year to date (YTD).

Sedangkan indeks yang memiliki konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) bisa melaju positif. Melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) yang masih negatif 0,92% secara YTD. 

Tengok saja LQ45 dan IDX30 yang masing-masing menguat 0,84% dan 0,87%. IDX High Dividend 20 bahkan menunjukkan kinerja yang lebih mentereng dengan melejit 2,28% sejak awal tahun 2023.

Baca Juga: Prospek Saham Emiten Kebun Bergantung pada Program Pemerintah B35

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengamati ada dua faktor yang membuat saham lapis kedua dan ketiga tertinggal. Pertama, kondisi ini sejalan dengan pasar saham yang masih diselimuti oleh ketidakpastian sehingga berfluktuasi kencang.

Keadaan ini terutama dipicu oleh faktor eksternal. "Investor cenderung mengoleksi saham-saham dengan fundamental defensif. Asing juga sudah kembali masuk per Februari. Investor asing banyak mengoleksi saham-saham big caps," kata Fajar kepada Kontan.co.id, Minggu (7/5).

Kedua, rilis kinerja tahunan dan kuartal pertama yang berimpitan dengan musim pembagian dividen. Momentum ini mendorong investor untuk lebih melirik saham-saham berkinerja kuat dan pemberi dividen, yang banyak berkategori saham big caps.

Baca Juga: WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Jubir Satgas: Pemerintah Sesuaikan Kebijakan

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menimpali, jatuhnya kinerja indeks saham berbasis SMC (saham dengan kategori small-mid caps) terseret oleh koreksi pada saham mid caps atau yang berkapitalisasi di atas Rp 10 triliun. Di antaranya pada sektor barang baku, infrastruktur, energi, dan sektor keuangan.

Saham-sahamnya antara lain PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN). Rata-rata mengalami koreksi sekitar 20% secara YTD.

Praska turut melihat investor masih lebih tertarik memburu saham-saham big caps. Apalagi setelah rilis kinerja kuartal pertama 2023 yang menunjukkan hasil positif. Ditambah masih berlangsungnya musim pembagian dividen dengan nilai yield yang cukup menarik.

"Sehingga investor diperkirakan beralih ke saham-saham emiten yang mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba terlebih dahulu," kata Praska.

Meski begitu, kondisi ini masih bisa berbalik bagi saham lapis kedua dan ketiga. Jika kondisi pasar sudah lebih kondusif, Fajar memperkirakan pada semester kedua 2023 saham-saham di indeks SMC berpotensi melaju kencang, mengejar ketertinggalan dari indeks saham-saham big caps.

Baca Juga: Laju Sektor Utama Penyumbang PDB di Kuartal I-2023 Melambat, Ini kata Ekonom Core

Rekomendasi Saham

Momentum masuk ke saham-saham lapis kedua dan ketiga perlu melihat volatilitas pasar. Termasuk faktor eksternal seperti kepastian arah moneter The Fed dan perkembangan inflasi.

Dari dalam negeri, pelaku pasar juga perlu mencermati sejauh mana efek dari tahun politik terhadap ekonomi. Menurut Fajar, saham-saham yang saat ini laggard dengan valuasi menarik, bisa dilirik. Seperti pada sektor properti, industri dasar dan konsumsi.

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengamati pemburu saham small-middle caps terbilang banyak. Sebab saham-saham ini dinilai seksi, meski sebagian tergolong high risk & high return.

Secara teknikal, kedua indeks SMC sedang berada di area support. IDX SMC Composite ada di support horizontal, sedangkan IDX SMC Liquid sedang ada di area support trendline.

"Artinya cocok untuk melakukan bottom phising atau melakukan cicil beli," kata Raditya.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Rebound, Cermati Rekomendasi Saham Untuk Senin (8/5)

Raditya menyematkan rekomendasi beli pada saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Masing-masing dengan target harga Rp 2.850, Rp 600, dan Rp 700 per saham.

Sementara itu, Praska menyarankan untuk melakukan strategi market timing, sembari mencermati perkembangan kinerja pada kuartal II-2023. Selain itu, juga perlu memperhatikan saham-saham yang memiliki valuasi pasar murah dan likuditas transaksinya.

Praska pun menjagokan saham PGAS, INKP, PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×