Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat terpuruk di level terendahnya sepanjang masa, yakni di bawah level US$ 0 per barel, harga minyak dunia kembali merangkak. Selasa (19/5), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Juni 2020 menguat 13% ke level US$ 33,32 per barrel.
Bersamaan, harga saham emiten yang berkaitan dengan minyak dan gas (migas) juga mulai merangkak naik. Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) misalnya. Meski hari ini terkoreksi 0,82%, dalam sebulan perdagangan saham MEDC mulai naik 8,07%.
Saham anak perusahaan PT Pertamina, yakni PT Elnusa Tbk (ELSA) juga menguat 5,10% dalam sebulan perdagangan. Tidak ketinggalan, saham emiten yang bergerak di bidang distribusi bahan bakar minyak (BBM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) bahkan melesat 21,28% dalam sebulan perdagangan.
Baca Juga: Harga minyak tertekan aksi ambil untung, Brent turun 0,6% dan WTI naik tipis 0,4%
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso mengamini, naiknya saham-saham emiten migas seiring mulai bangkitnya harga minyak mentah dunia. “Kenaikan harga minyak kembali memberikan sentimen terhadap emiten yang berkenaan dengan industri migas,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5). Proyeksi dia, harga minyak bisa kembali ke kisaran US$ 40 per barel tahun ini.
Andy Wibowo Gunawan, Analis Mirae Sekuritas mengatakan, harga minyak WTI membutuhkan katalis positif yang lebih kuat, terutama dari sisi permintaan untuk mendorong harganya dalam waktu dekat. Dia memperkirakan harga minyak WTI akan diperdagangkan mixed sepanjang minggu ini.
Mengingat adanya beberapa rilis data dan risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Andy memperkirakan harga komoditas yang berada dalam cakupannya akan bergerak di harga yang kurang menarik minggu ini. “Dengan demikian, hemat kami investor dapat bermain dengan saham terkait komoditas menggunakan perspektif jangka pendek,” papar Andy.
Baca Juga: Ini rincian alokasi belanja negara senilai Rp 427,46 triliun untuk pemulihan ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News