kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Emiten Farmasi Merosot Sejak Awal Tahun, Ini Saham Rekomendasi Analis


Selasa, 25 Oktober 2022 / 05:00 WIB
Saham Emiten Farmasi Merosot Sejak Awal Tahun, Ini Saham Rekomendasi Analis


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Sejak awal tahun, mayoritas harga saham emiten farmasi masih mencatatkan penurunan.

Dari sembilan emiten farmasi, delapan emiten masih mencatatkan penurunan harga. 

Hingga Senin (24/10), penurunan terbesar dicatatkan oleh PT Indofarma Tbk (INAF) sebesar 56,95%.

Disusul PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar 51,03%, PT Phapros Tbk (PEHA) 24,89%, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) 17,92%. 

Baca Juga: Kinerja Saham Sejumlah Emiten Farmasi Masih Tersungkur, Saatnya Koleksi?

Hanya PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang berhasil menjaga kinerja sahamnya dengan pertumbuhan 23,53%.

Analis Henan Putihrai Ezaridho Ibnutama mengatakan penurunan harga saham emiten farmasi seiring penurunan kinerja keuangan perseroan.

Sebagai contoh, INAF mencatatkan penurunan pendapatan 32,41% menjadi Rp 574,05 miliar di semester II 2022. INAF mencatatkan rugi Rp 90,71 miliar dari sebelumnya mencatat laba Rp 985,57 miliar.

Demikian juga KAEF yang mencatatkan penurunan pendapatan 20,36% menjadi Rp 4,42 triliun dan bottom line mencetak rugi bersih Rp 205,12 miliar dari sebelumnya meraih laba Rp 57,6 miliar.

"Kinerja keuangan dan operasional yang lesu harus dilihat sebagai sementara, prospek emiten farmasi tahun depan akan lebih baik," ujar Henan Putihrai, Senin (24/10).

Baca Juga: Mengintip Saham Farmasi Saat Pemerintah Melarang Penjualan Obat Sirup

Untuk sektor farmasi Henan Ezaridho menyukai saham KLBF dan SIDO. Kedua Emiten ini dapat menumbuhkan laba bersih di semester I 2022 sebesar 11,7% di tengah biaya produksi yang lebih tinggi.

Henan Putihrai memproyeksikan pendapatan KLBF di 2022 sebesar Rp 29,27 triliun dan laba bersih Rp 3,65 triliun. Sementara di tahun 2023, pendapatan diprediksi sebesar Rp 32,66 triliun dan laba bersih Rp 4,26 triliun.

Kemudian untuk SIDO diproyeksikan membukukan pendapatan Rp 3,87 triliun dan laba bersih Rp 1,06 triliun. Sedangkan di 2023, pendapatan SIDO diprediksi sebesar Rp 4,09 triliun dan laba bersih Rp 1,14 triliun.

Adapun rekomendasi untuk kedua saham tersebut adalah buy. Target harga KLBF di Rp 2.000 per saham dan target harga SIDO di Rp 965 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×