Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum genap sepekan, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menggembok perdagangan saham PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR). Manajemen menilai, kenaikan harga sahamnya seiringan dengan pertumbuhan kinerja perseroan.
Awalnya, BEI telah memantau saham BMSR dalam radar unusual market activity (UMA) pada 6 Juni 2022. Pada 9 Juni 2022, BEI melakukan penghentian sementara atau suspensi saham BMSR karena ada peningkatan harga yang signifikan.
Sehari kemudian, tepatnya pada 10 Juni 2022, BEI kembali membuka perdagangan saham BMSR. Namun setelah beberapa BMSR masih terus bergerak liar. Alhasil, BEI kembali menggembok perdagangan saham BMSR pada 13 Juni 2022.
Berdasarkan data RTI, pada perdagangan Senin (13/6), saham BMSR ditutup melesat 19,80% atau naik 195 poin ke posisi Rp 1.180 per saham. Jumlah nilai transaksinya mencapai Rp 9,97 juta.
Baca Juga: Bintang Mitra (BMSR) Fokus Mengejar Penjualan Produk Kimia dan Batubara
Adapun sepanjang tahun berjalan ini saham emiten kimia dasar ini telah melesat 350,38%. Sementara, dalam setahun terakhir BMSR telah melejit 562,92%.
Direktur Bintang Mitra Semestaraya Tony Santosa mencermati, lonjakan harga saham BMSR disebabkan oleh dua hal. Pertama, adanya peningkatan kinerja operasional dan keuangan perseroan yang tercermin dari laporan yang sudah dipublikasikan.
"Kedua, pemulihan kondisi ekonomi Indonesia dari dampak Covid-19, seiring dengan berbagai kebijakan dan stimulus ekonomi yang diterapkan pemerintah," kata Tony dalam Public Expose Insidentil di Jakarta, Rabu (15/6).
Untuk gambaran BMSR mampu pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang kuartal pertama tahun ini. BMSR mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 74,03% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,36 triliun dari sebelumnya Rp 762,40 miliar.
Pertumbuhan penjualan ini juga ikut mendongkrak laba bersih BMSR. Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 91,83 miliar yang melejit 2.172,21% yoy dari Rp 1,04 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News