Reporter: Muhammad Musa | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,89% ke level 6.879,98 pada Jumat (21/6).
IHSG diprediksi masih akan melanjutkan penguatan sejalan dengan keluarnya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dari Papan Pemantauan Khusus (PPK).
Pergerakan indeks Wall Street juga akan memberi sentimen positif ke IHSG. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, indeks Wall Street menunjukkan tren positif, Jumat (21/6). Meski indeks Standard and Poor's (S&P) 500 tertekan, penguatan ini merupakan akibat dari pullback pada harga saham Nvidia.
Wall Street masih ditopang optimisme pemangkasan suku bunga acuan the Fed di Federal Open Market Committee (FOMC) September 2024 sebesar 59,5% berkaca dari CME FedWatch Tools. Pelaku pasar akan menantikan pidato petinggi the Fed bersamaan dengan perilisan data Personal Consumption Expenditure (PCE) sebagai salah satu indikator inflasi penting di AS.
Dari dalam negeri, Alrich menyebut, pelemahan pada rupiah bertolak belakang dengan adanya penguatan yang terjadi pada IHSG. Menurutnya, penguatan harga saham BREN pasca keluar dari Papan Pemantauan Khusus (PPK) turut memicu penguatan signifikan pada sejumlah saham bluechip pada Jumat (21/6).
Baca Juga: Prospek Emiten Pelat Merah Belum Bergairah, Cermati Saham Pilihan Analis
Alrich menilai, kondisi dan sentimen pasar ke depan tidak jauh berbeda dari perdagangan terakhir, Jumat (21/6). “Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut di awal pekan mengingat tidak banyak perubahan sentimen dari Jumat (21/6),” kata Alrich kepada Kontan, Minggu (23/6).
Sedangkan, sentimen daripada domestik berasal dari keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 6,25%. BI akan mengoptimalkan upaya intervensi menggunakan sejumlah instrumen moneter untuk menarik inflow kembali ke Indonesia dalam rangka mengembalikan stabilitas nilai tukar rupiah.
Sementara itu, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi memperkirakan, IHSG akan bergerak menguat terbatas dalam rentang level support 6.760 dan resistance 6.978 pada Senin (24/6).
Hal ini berdasarkan Indikator moving average convergence/divergence (MACD) yang mulai menunjukkan tren penguatan serta indikator Relative Strength Index (RSI) yang mulai menjauh dari area jenuh jualnya.
Dari dalam negeri, pelemahan rupiah yang terus terjadi masih akan direspons negatif pasar.
Adapun dari eksternal, menurut Oktavianus, ada beberapa sentimen yang akan mewarnai pasar. Misal, rilis data pesanan durable goods AS periode Mei 2024 dipekirakan tumbuh melambat sebesar 0,4% month on month (MoM) atau turun 0,7% dari bulan sebelumnya. Meski menunjukkan perlambatan manufaktur di AS tidak memberikan perubahan signifikan pada stand hawkish the Fed.
“Sehingga ini akan cenderung direspons moderat oleh pasar,” kata Oktavianus kepada Kontan, Minggu (23/6).
Selain itu, rilis data National Bureau of Statistics (NBS) manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) China periode Juni 2024 diperkirakan masih dalam zona kontraksi di level 49,3 atau kembali melambat dari bulan sebelumnya sebesar 49,5.
Perlambatan aktivitas manufaktur di China akan berdampak terhadap Indonesia karena nilai ekspor ke China yang masih dominan. Dengan demikian, pasar akan cenderung menilai negatif terkait rilis data tersebut.
Baca Juga: Harga Batubara Jadi Penentu, Tengok Rekomendasi Saham Emiten Batubara dari Analis Ini
Oktavianus memperkirakan, IHSG harus kembali bergerak ke atas moving average (MA) 20 di angka 6.977 sebagai konfirmasi awal terjadinya pembalikan arah. “Untuk saat ini kami masih mengkhawatirkan penguatan ini hanya momentum teknikal rebound pasca penurunan signifikan beberapa pekan terakhir,” jelasnya.
Alhasil, ia merekomendasikan Investor untuk dapat memanfaatkan dengan trading jangka pendek.
Oktavianus merekomendasikan untuk trading buy pada saham BSDE dengan harga di kisaran Rp 940 Rp 1.040, PGAS di level Rp 1.440 – Rp 1.600, dan MIDI di harga Rp 380 – Rp 426. Ia juga merekomendasikan untuk buy on weakness saham SSMS dengan support Rp 1.025 dan resistance Rp 1.160
Adapun Alrich mencermati saham-saham berikut, di antaranya saham ADRO, INCO, BBRI, EMTK, TLKM, dan SMRA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News