Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham pengembang properti asal Riau, PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) menjadi saham dengan pertumbuhan tertinggi sepanjang 2020.
Sejak awal tahun, harga saham PAMG melonjak 119,40% menjadi Rp 147 per saham. Terjadi 119.995 kali transaksi yang melibatkan 1,76 miliar saham dengan nilai Rp 239,29 miliar.
Ini berkebalikan dengan tren penurunan yang melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang tahun ini hingga Rabu (11/3), IHSG merosot 18,18% ke level 5.154,10.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto melihat, kenaikan harga yang terjadi pada saham PAMG didorong oleh aksi goreng saham. Alasannya, pada 9 Desember-10 Desember 2019 lalu, saham PAMG pernah anjlok hingga menyentuh harga terendah, yakni Rp 50 per saham.
Baca Juga: Berikut prospek 52 emiten yang IPO sepanjang tahun 2019
Secara teknikal, William melihat bahwa saham PAMG masih berpeluang untuk naik lagi hingga mencapai Rp 170-Rp 175 per saham. "Secara teknikal memang masih menarik, namun risiko tinggi karena kan sempat ke Rp 50," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/3).
Oleh karena itu, dia menyarankan investor yang memiliki saham ini untuk ambil untung saja pada level tersebut. "Bagi pelaku pasar yang belum punya juga boleh saja beli untuk investasi jangka pendek," ungkap dia.
Sementara itu, jika melihat dari prospek bisnisnya, William memperkirakan perusahaan ini berpotensi untuk menghadapi kelesuan. Pasalnya, pusat perbelanjaan dan hotel tengah dihindari akibat merebaknya virus corona.
Baca Juga: Semester I-2019, rugi bersih Bima Sakti Pertiwi (PAMG) membengkak jadi Rp 5,63 miliar
Sebagai informasi, Bima Sakti Pertiwi adalah pengembang Mal Pekanbaru, mal pertama yang berdiri di kota tersebut. Pusat penjualan handphone, IT, dan fashion ini terhubung dengan Hotel Bintang 5, yakni Grand Jatra Hotel Pekanbaru yang juga dimiliki oleh Bima Sakti Pertiwi.
Saham PAMG resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 5 Juli 2019. Pada perdagangan perdana, harga saham PAMG melonjak 70% ke Rp 170 per saham dari harga initial public offering (IPO) Rp 100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News