Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, kemarin, mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dengan kode saham BEST itu, langsung terkena auto rejection pada hari pertamanya di bursa. Penyebabnya, harga BEST melejit di atas batas ketentuan.
Saham emiten berkode BEST itu naik 67,65% dari harga Initial Public Offering (IPO), yaitu Rp 170 per saham menjadi Rp 285 per saham. Dalam aturan perdagangan BEI, jika saham hasil IPO yang diperdagangkan berada di kisaran Rp 50 per saham-Rp 200 per saham, kenaikan maksimal di atas 35%, akan langsung terkena aturan auto rejection.
Dari hajatan penerbitan 1,76 miliar saham, atau setara 20,14% dari modal yang ditempatkan dan disetor, pengelola Bekasi Fajar meraup dana segar senilai
Rp 299,20 miliar.
Selain menawarkan saham perdana, Bekasi Fajar akan menerbitkan waran seri I sebagai insentif bagi investor perdana. Jumlah waran yang ditawarkan mencapai 882,5 juta unit. Harga tebus waran terbentuk di level Rp 200 per waran dengan tenor tiga tahun.
Selama empat bulan pertama tahun ini, ada empat perusahaan yang menggelar IPO di BEI. Masing-masing adalah PT Mina Padi Tbk (PADI), PT Tiphone Indonesia Tbk (TELE), PT Surya Essa Perkasa (ESSA) dan BEST.
Jumlah perusahaan yang menggelar IPO dalam empat bulan pertama tahun ini, masih lebih rendah daripada jumlah penawaran perdana selama periode yang sama tahun lalu, lima perusahaan.
Dari segi nilai juga jauh lebih besar, yaitu mencapai Rp 5,59 triliun. Sedangkan tahun ini, sampai dengan BEST, total nilai emisi hanya Rp 989,55 miliar.
Otoritas bursa optimistis tahun ini target 25 emiten baru akan tercapai. Eddy Sugito, Direktur Peniliaian Perusahaan BEI mengatakan, ada lima perusahaan yang sudah menyampaikan dokumen resmi rencana IPO. "Ada Toba Bara Energy, Global Teleshop, Kobexindo Tracktors, MNC Sky Television, dan Asuransi Mitra Maparya," ujar dia, kemarin.
Muhamad Makky Dandytra, Analis Trimegah Securities, memperkirakan, selama semester kedua, jumlah emiten yang IPO akan meningkat. "Setelah perusahaan melihat kondisi pasar di semester I," kata Makky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News