Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sajian data ekonomi kawasan Uni Eropa yang mengecewakan sepertinya semakin menyudutkan posisi mata uang euro. Meski awalnya sempat menguat, dihadapan yen akhirnya euro pun terkoreksi. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdangan Jumat (17/3) pasangan mata uang pasangan EUR/JPY jatuh 0,79% ke level 1221,03.
Anthonius Edyson, analis PT Astronacci Internasional mengatakan penguatan pada pasangan EUR/JPY terjadi karena kondisi ekonomi Jepang yang cukup positif. Inflasi yang naik 0,4% di bulan Januari telah berhasil mendorong penguatan yen.
Di lain pihak, sajian neraca perdagangan Uni Eropa juga lebih rendah dari bulan lalu. Neraca perdagangan bulan Februari tercatat melemah dari posisi bulan Januari lalu yang menembus 23,1 juta euro. Kali ini pencapaiannya hanya sebesar 15,7 juta euro atau lebih rendah dari ekspektasi ekonomi di level 22,3 juta euro.
“Ditambah lagi dari euro sendiri masih dibayangi sentimen hard brexit,” ungkapnya kepada Kontan, akhir pekan ini.
Secara tidak langsung menurutnya kondisi ekonomi di kawasan Uni Eropa masih terpengaruh pada kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank of England (BoE). Sampai saat ini, bank sentral Inggris itu masih belum juga membuat kepastian tingkat suku bunganya karena menanti kepastian inflasi.
Ia memperkirakan, koreksi euro terhadap yen ini akan terus belanjut hingga Senin (20/3). Meski aktivitas perdagangan di Jepang diliburkan tetapi euro masih berpotensi tertekan. Sajian data Eropa pun dinilai tak akan berpengaruh banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News