Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang Garuda berhasil menggempur dollar AS. Di pasar spot Kamis (7/4), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,57% menjadi 13.163 dibandingkan sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) menguat 0,19% menjadi 13.197.
David Sumual, Ekonom Bank Central Asia, mengatakan, pergerakan rupiah selalu beriringan dengan mata uang emerging market lain. "Penguatan rupiah didorong kondisi eksternal, yakni harga minyak cenderung stabil dan rilis hasil rapat The Fed yang masih akomodatif," ujar David.
Kondisi ekonomi AS hingga kuartal I-2016 masih tergolong lemah sehingga menekan USD. Terakhir, AS merilis data manufaktur yang cukup positif, tetapi defisit neraca perdagangan melebar.
Sementara dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia bulan Maret naik menjadi US$ 107,5 miliar dari bulan sebelumnya US$ 104,5 miliar. Data ini menambah sentimen positif bagi rupiah.
Pergerakan rupiah akhir pekan menunggu rilis klaim pengangguran AS yang diprediksi turun menjadi 271.000 dari sebelumnya 276.000.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menambahkan, pergerakan rupiah selanjutnya menanti pidato Gubernur The Fed Janet Yellen, pada Jumat pagi (8/4). "Jika Yellen kembali menyuarakan nada dovish, rupiah berpeluang menguat," kata Faisyal.
Sementara dari dalam negeri masih sepi sentimen hingga rilis data neraca perdagangan pekan depan. Faisyal memprediksi, rupiah pada Jumat (8/4) menguat pada kisaran 13.065-13.230. David memperkirakan, rupiah menguat di 13.050-13.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News