Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah unggul tipis terhadap dollar AS pada perdagangan Selasa (10/10).
Di pasar spot, nilai tukar rupiah ditutup menguat 6 poin atau 0,04% ke level Rp 13.512 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan, mata uang Garuda terapresiasi 0,09% menjadi Rp 13.491 per dollar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menilai, penguatan rupiah hari ini ditopang data cadangan devisi dalam negeri bulan September yang naik dari bulan sebelumnya.
Sebagai informasi, BI mencatat cadangan devisa Indonesia per 30 September mencapai US$ 129,4 miliar. Jumlah tersebut lebih besar dari bulan Agustus lalu yang tercatat US$ 128,7 miliar. Rupiah unggul juga ditopang data penjualan ritel yang meningkat.
Dari luar negeri, adanya peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea justru menekan dolar AS. Selain itu, karena posisi dolar AS sedang kurang menarik dalam jangka pendek, pasar beralih pada mata uang emerging market. “Rupiah termasuk di dalamnya,” kata Reny.
Research & Analyst Monex Investindo Putu Agus Pransuamitra, setuju rupiah bisa saja menguat karena pasar beralih ke mata uang emerging market. Namun, terkait hal itu, ia menyarankan agar publik perlu melihat data lanjutan sebagai indikator.
“Mungkin bisa dilihat apakah asing melakukan net buy di pasar obligasi. Jika iya, maka ada indikasi bahwa rupiah menarik di mata mereka,” ungkapnya.
Putu menambahkan, besok, akan ada agenda berupa pidato dari dua pejabat The Fed mengenai indikasi kenaikan suku bunga Amerika. Meski begitu, ia menilai hal tersebut belum akan berpengaruh banyak terhadap gerak rupiah. "Soalnya masih ada keraguan apakah suku bunga AS benar-benar akan naik atau tidak," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News