kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Rupiah tertekan permintaan dollar AS


Senin, 04 Maret 2013 / 06:41 WIB
Rupiah tertekan permintaan dollar AS
ILUSTRASI. Sudah dipamerkan Apple Indonesia, ini perkiraan harga iPhone 13, Mini, Pro & Pro Max


Reporter: Agus Triyono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Rupiah sedikit tertekan di akhir pekan lalu. Di pasar spot, USD/IDR naik 0,13% di 9.682. Berdasarkan kurs tengah BI, USD/IDR naik 1,45%. Sentimen yang cukup mixed, sepertinya akan membuat rupiah bergerak mendatar cenderung melemah, Senin ini.

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas menduga, rupiah pada sesi pembukaan Senin (4/3) akan mengalami tekanan. Ini karena adanya sentimen negatif atas kegagalan pembicaraan terkait kebijakan pemotongan anggaran belanja pemerintah Amerika Serikat, beberapa hari lalu.

Lana menambahkan, kegagalan pembicaraan makin membuat ekonomi Amerika Serikat menjadi tidak menentu. Dus, investor khawatir dan cenderung lebih memegang dolar AS ketimbang mata uang lain.

Indeks dollar pun telah mencapai level puncak tertinggi 82,31 sejak September 2012. Karena alasan ini pula, dollar AS berhasil menguat terhadap semua pasangan mata uang utama. Selain itu, menurut Lana, investor masih khawatir dengan data inflasi dan defisit neraca perdagangan ang dirilis akhir pekan lalu.

Veni Krisnandi, Head of Trading Commonwealth Bank menambahkan, permintaan dollar AS yang cukup besar membuat rupiah kian tertekan. Apalagi, inflasi di atas perkiraan analis.

Karena alasan tersebut, Lana dan Veni memperkirakan hari ini rupiah akan melemah. Lana memproyeksi, USD/IDR akan di kisaran 9.690 - 9.710. Sementara, prediksi Veni, USD/IDR di level 9.660 - 9.680.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×