Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rupiah pekan ini cenderung tertekan terhadap dollar AS. Di pasar spot, pasangan USD/IDR senilai 9.565 per Senin (24/9), dan berakhir di 9.591. Jika dihitung dari hari Kamis, rupiah melemah 0,08%. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI), Jumat, senilai 9.588, atau menguat tipis 0,02% dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.
Head of Trading Commonwealth Bank, Veni Kriswandi, mengatakan, pelemahan rupiah selama sepekan ini banyak diwarnai oleh permintaan repatriasi valuta asing dari sektor korporasi. Jadi, rupiah melemah karena permintaan dolar AS yang tinggi.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar pekan ini, gagal mengangkat rupiah. Dari pasar luar negeri, bertiup kekhawatiran tentang penyelesaian krisis utang di zona euro. Ketidakpastian yang terjadi di pasar global menjadi alasan investor melakukan profit taking.
Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian, menambahkan, pelemahan valuta Garuda searah dengan kecenderungan valuta regional. Pemicunya adalah kekhawatiran pemodal terhadap situasi terbaru di Spanyol dan Yunani.
Albertus memprediksi, USD/IDR, awal pekan depan, tertekan di rentang 9.565-9.615. Sedangkan prediksi Veni, USD/IDR berkisar 9.550-9.625.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News