Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menjelang pengumuman data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) pada Jumat (7/4) nanti, rupiah terlihat mengalami pelemahan dihadapan dollar AS. Pasar memilih menunggu hasil data tersebut ketimbang melakukan transaksi perdagangan.
Di pasar spot pada Selasa (4/4), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,05% ke level Rp 13.331 per dollar AS. Sedangkan jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia mata uang Garuda mengalami koreksi 0,02% ke level Rp 13.326 per dollar AS.
Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures melihat, tren pelemahan rupiah ini masih akan terjadi sampai data tenaga kerja AS dirilis. Menurutnya, data tersebut akan cukup berpengaruh pada keputusan Bank Sentral AS untuk memutuskan rencana kenaikan suku bunga selanjutnya.
“Apakah kenaikan suku bunga The Fed masih sesuai rencana dilakukan hingga 3 kali atau lebih dari itu,” terangnya.
Meski begitu rupiah dianggap masih cukup terbantu dari hasil data inflasi bulan Maret. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis terjadinya deflasi Indonesia sebesar 0,02% di bulan Maret 2017 atau lebih baik dari dugaan pasar bahwa akan terjadi inflasi 0,05%. Akibat pelemahan rupiah tidak terlalu dalam dan rentang pergerakannya pun cukup sempit.
“Inflasi yang stabil masih jadi faktor yang menahan laju pelemahan rupiah,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News