Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah mengawali tahun 2015 melemah tajam terhadap dollar Amerika serikat (USD). Di pasar Spot, Jumat (2/12), pasangan USD/IDR naik 1,25% dari hari sebelumnya menjadi 12.545. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 0,3% menjadi 12.474.
Zulfirman Basir, Analis Monex Investindo Futures mengatakan pelemahan tajam rupiah terjadi akibat neraca perdagangan bulan November yang dirilis masih defisit. “Ditambah dengan penurunan kembali harga BBM memberi sentimen negatif karena akan memperlambat perbaikan defisit transaksi berjalan Indonesia,” kata dia.
Asal tahu saja, neraca perdagangan bulan November yang baru dirilis defisit sebesar US$ 425,7 juta. Selain itu, kinerja ekspor Desember sebesar US$13,62 miliar dan impor US$ 14,04 miliar.
Sementara dari eksternal, terjadi penguatan dollar AS setelah kecemasan euro akan melakukan penggelontoran stimulus moneter di awal tahun ini guna mendorong perekonomiannnya. Selain itu, lanjut Firman, turunnya indeks manufaktur Cina di bulan Desember menjadi 50,1 dari sebelumnya 50,3 membuat kekhawatiran menurunkan outlokk ekspor Indonesia.
Firman memprediksi, rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya di rentang 12.500 -12.600 lantaran dibayangi data neraca perdagangannnya yang dirilis defisit serta menanti data inflasi yang kan segera dirilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













