Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah terpukul pernyataan The Fed yang membuka peluang kenaikan suku bunga pada tahun ini. Sentimen yang sama disinyalir masih membebani rupiah, hari ini. Apalagi, minim katalis dari domestik.
Kemarin (29/10), di pasar spot, rupiah tumbang 1,03% ke level Rp 13.619 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia (BI) masih mencatat penguatan 0,5% ke posisi Rp 13.562 per dollar AS.
Menurut Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, pergerakan rupiah searah mata uang regional dan bursa saham yang terkoreksi. "Pernyataan The Fed dibaca hawkish oleh pasar," ujarnya.
Mata uang Garuda semakin loyo karena minim sokongan dari dalam negeri. Data inflasi dan produk domestik bruto baru dirilis pekan depan. Itu sebabnya, prediksi David, pergerakan rupiah akhir pekan ini diwarnai sentimen eksternal.
Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures Albertus Christian sepakat, faktor penguatan dollar membebani rupiah. Apalagi, probabilitas kenaikan suku bunga AS tahun ini meningkat dari 35% menjadi 46%.
Prediksi Christian, hari ini, rupiah rentan jatuh ke Rp 13.535- Rp 13.720 per dollar. David menebak, rupiah di Rp 13.580-Rp 13.680.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News