Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi rupiah makin terdesak pada siang ini. Selasa (30/4) pukul 13.44 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,22% ke Rp 14.239 per dollar Amerika Serikat (AS) ketimbang posisi kemarin pada Rp 14.208 per dollar AS.
Rilis data ekonomi China sepertinya belum bisa memberi stimulus terhadap rupiah kali ini. Data Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur China bulan April dilaporkan melemah tadi malam di level 50,1. Angka ini di bawah ekspektasi pasar di level 50,7 dan pencapaian Maret di level 50,5.
Di sisi lain China juga merilis data PMI non-manufacturing bulan April yang tak kalah jeblok di level 54,3. Pencapaian ini di bawah ekspektasi di level 55 dan pencapaian bulan lalu di level 54,8.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, pencapaian ini di bawah perkiraan padahal pasar mengharapkan rilis ekonomi China positif apalagi mendekati dengan tenggat waktu kesepakatan dagang AS-China. Di sisi lain, rupiah semakin terpuruk karena harga minyak kembali melonjak.
Namun, optimisme pergerakan rupiah masih ada. “Pasar masih wait and see menunggu langkah The Fed,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Selasa (30/4).
Federal Reserve akan menyelenggarakan Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu (1/3) waktu AS. Nah, prediksi ekonom yang biasanya muncul sehari sebelum akan menjadi tolok ukur yang bisa menentukan arah rupiah pada perdagangan hari ini.
Perlu dicermati, Jumat lalu rilis data inflasi AS di bawah ekspektasi dan data gross domestic product (GDP) kuartal I pun variatif. Kata Faisyal, kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 2,25%-2,5% atau malah memangkas. Yang pasti, potensi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lebih kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News