Reporter: Noor Muhammad Falih, Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rupiah relatif tertekan dalam sepekan ini. Di pasar spot, USD/IDR, Jumat (5/10), ditutup senilai 9.594, atau menguat 0,16% dibanding posisi awal pekan. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI), adalah Rp 9.590, naik 0,05% dari nilai di hari sebelumnya.
Analis Divisi Tresury BNI, Klara Pramesti, melihat, pelemahan rupiah terjadi akibat sentimen global dari Eropa, khususnya Spanyol. Ketidakpastian ekonomi negara itu membuat para pemodal menjadi pesimistis terhadap penyelesaian utang di Uni Eropa.
Sejatinya, sentimen positif dari dalam negeri, menghampiri rupiah. Di antaranya, cadangan devisa Indonesia yang naik per September 2012 menjadi US$ 110,17 miliar, dari US$ 108,99 miliar di bulan sebelumnya. Namun, sentimen global yang relatif masih buruk menjadi penekan utama laju rupiah.
Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian, menambahkan, ekspektasi BI rate yang akan tetap di level 5,75% bisa membantu mengurangi tekanan pada rupiah pada pekan depan. Pasar juga menunggu rilis data ekonomi AS dan pernyataan ECB di minggu depan. "Tapi rupiah tetap berpotensi mengalami pelemahan terbatas," ujar dia. Albertus memprediksi, Senin (8/10), USD/IDR berkisar 9.540-9.610.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News